<p>Penumpang menaiki rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) jurusan Lebak Bulus- Bundaran HI , di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Kembali normalnya jam operasional MRT pasca penerapan kembali Ganjil Genap di 25 ruas jalan di Jakarta, tidak berdampak signifikan terhadap pengguna moda transportasi MRT di Ibu kota. Tidak terjadi penumpukan penumpang di jam sibuk, rangkaian gerbong kereta pun tampak lengang dengan pembatasan jumlah penumpang di dalamnya. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Kontrak MRT Fase 2A Resmi Diteken, Pembangunan Rute Bundaran HI-Kota Dimulai

  • Paket kontrak mencakup dua stasiun bawah tanah, yaitu Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter.

Nasional

Reza Pahlevi

JAKARTA – PT MRT Jakarta (Perseroda) dan kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta Hutama Karya Joint Operation (SMCCJ-HK-JO) telah meneken paket kontrak moda raya terpadu (MRT) Jakarta fase 2A yang senilai Rp4,6 triliun.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan paket kontrak MRT Jakarta fase 2A ini untuk rute Bundaran HI-Stasiun Kota.

“Paket kontrak mencakup dua stasiun bawah tanah, yaitu Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter,” ujar William dalam acara penandatanganan kontrak di Jakarta, Selasa, 20 April 2021.

Willian menambahkan akan dibangun juga terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer. Adapun, konstruksi akan memakan waktu 72 bulan atau mulai dari September 2021 hingga Agustus 2027.

Pembangunan paket kontrak CP203 akan terintegrasi dengan penataan Kota Tua, yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen lalu lintas.

“Dalam prosesnya, MRT Jakarta akan melakukan sejumlah pengembangan di kawasan Kota Tua,” tambah William.

Pengembangan tersebut termasuk pembuatan pintu masuk bawah tanah Stasiun MRT Kota yang akan terintegrasi dengan underpass Stasiun Kota yang sudah ada saat ini.

Ini tentunya akan membuat MRT akan terpadu dengan transportasi umum lainnya seperti TransJakarta dan kereta rel listrik (KRL).

“Jalan Pintu Besar Selatan di kawasan tersebut akan dijadikan kawasan pedestrian (pejalan kaki) dan hanya dilalui TransJakarta sehingga menjadi bagian dari low emission zone (kawasan rendah emisi) Kota Tua,” tambah William.

Pembangunan Stasiun MRT Glodok pun akan diintegrasikan dengan halte TransJakarta agar integrasi antar-moda MRT dan TransJakarta dapat berjalan dengan baik.

Untuk diketahui, paket kontrak MRT fase 2A ini terbagi atas beberapa paket. Paket CP201 untuk rute Bundaran HI-Harmoni yang diharapkan dapat mencapai 23,07% pembangunan di akhir 2021.

Lalu, paket CP202 adalah rute Harmoni-Mangga Besar dan paket CP203 adalah rute Mangga Besar-Kota. Paket CP205 meliputi pekerjaan sistem elektrikal, mekanikal, dan rel.

Selanjutnya, paket CP206 untuk pengadaan kereta dan CP207 untuk pekerjaan pengumpul tiket otomatis (automatic fare collection/AFC). (RCS)