Kopiko Hingga Torabika Produksi Mayora Rajai Ekspor, Sektor Manufaktur Kembali Pulih
Sektor unggulan ini mampu menunjukkan geliatnya menembus pasar internasional di tengah pandemi COVID-19.
Industri
JAKARTA – Meskipun di tengah pandemi, produsen makanan dan minuman dalam negeri, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berhasil menembus pasar ekspor hingga 30%-40% dari berbagai hasil produknya. Hal ini turut mendorong pemulihan pasar, khususnya di sektor manufaktur.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada triwulan I-2020, sektor industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 36,4% terhadap produk domestik bruto (PDB) manufaktur. Pada periode yang sama, pertumbuhan sektor industri tersebut mencapai 3,9%.
Pada semester tahun ini, industri mamin memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian nilai ekspor pada sektor manufaktur, dengan menembus angka US$13,73 miliar. Sektor unggulan ini mampu menunjukkan geliatnya menembus pasar internasional di tengah pandemi COVID-19.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta agar pelaku industri di Tanah Air tetap optimistis menghadapi masa pandemi saat ini dengan terus produktif dan inovatif. Pasalnya, sektor manufaktur seperti industri makanan dan minuman selama ini menjadi penopang perekonomian Indonesia.
Pemain Utama Global
Menurutnya Mayora yang telah membuktikan sebagai pemain utama di kancah global, khususnya untuk sektor industri makanan dan minuman Tanah Air.
“Mayora merupakan wajah kebanggaan Indonesia, selain karena PMDN (penanaman modal dalam negeri), juga mampu menembus pasar ekspor dari hasil produknya yang beragam. Banyak produk mereka yang menjadi leader di pasar internasional seperti Kopiko, Torabika dan Danisa,” kata Menperin dikutip dari laman resmi Kemenperin, Minggu, 20 September 2020.
Di samping itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan pelaku usaha dan asosiasi yang menunjukkan peningkatan kinerja industri makanan dan minuman pada bulan Juli.
“Pertumbuhan industri makanan dan minuman sepanjang tahun ini diproyeksi mencapai 3-4 persen,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk Andre Sukendra Atmadja. Ia merasa tren konsumsi di pasar telah pulih, dan optimistis pada kuartal III nanti akan kembali mengalami pertumbuhan.
“Karena titik terendah sudah kita lewati di bulan Mei, pada bulan Juni sudah mengalami recovery. Bahkan, Agustus sudah lebih tinggi dari Juli,” ungkapnya.
Sektor Manufaktur Strategis di Masa Pandemi
Menperin menganggap industri mamin merupakan sektor manufaktur yang strategis di tengah pandemi COVID-19. Untuk itu, diharapkan industri ini dapat memenuhi kebutuhan pasar, terutama pasar domestik.
“Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat potensial untuk terus dipacu karena juga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” tambah Agus.
Ia juga menganggap perusahaan yang sudah memegang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dinilai mampu meningkatkan produktivitasnya di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19.
“Ini terbukti dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang mulai meningkat. Karena IOMKI ini menjaga bagian supply-nya agar tidak terganggu, baik untuk pasar domestik maupun ekspor,” terangnya. (SKO)