Presiden Korea Yoon Suk Yeol dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dalam Pembicaraan Puncak di Istana Al Yamamah (Joint Press Corps)
Dunia

Korea dan Arab Saudi Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis

  • Presiden Korea Yoon Suk Yeol dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sepakat untuk memperdalam dan mengembangkan kemitraan strategis antara kedua negara saat mereka mengadakan pertemuan puncak di Riyadh pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Presiden Korea Yoon Suk Yeol dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sepakat untuk memperdalam dan mengembangkan kemitraan strategis antara kedua negara saat mereka mengadakan pertemuan puncak di Riyadh pada Minggu, 22 Oktober 2023.

Kedua pemimpin mengadakan pembicaraan di Istana Al Yamamah pada hari kedua kunjungan kenegaraan empat hari Yoon ke Arab Saudi, yang dilakukan saat kedua belah pihak mengeksplorasi bidang kerja sama ekonomi baru di luar sektor tradisional konstruksi dan energi.

“Yoon dan Pangeran Mohammed setuju untuk memperdalam dan mengembangkan kemitraan strategis yang berorientasi pada masa depan antara kedua negara,” kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan pers, merujuk pada kemitraan yang dibentuk pada November lalu selama kunjungan pemimpin Arab Saudi ke Seoul.

Kedua pemimpin juga menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman yang menguraikan rincian komite kemitraan strategis yang mereka putuskan untuk dibentuk selama kunjungan November.

Kantor kepresidenan mengatakan, Putra Mahkota Mohammed menyambut baik kunjungan kenegaraan presiden ke Arab Saudi, mengungkapkan niatnya untuk mengembangkan kerja sama praktis dengan Korea.

Di mana,  merupakan salah satu mitra utama dalam strategi pembangunan nasional Vision 2030 Arab Saudi, di berbagai bidang, dan berharap untuk berkomunikasi dan bekerja sama secara lebih intens dengan Presiden Yoon Suk Yeol untuk tujuan ini.

Visi Arab Saudi 2030 adalah peta jalan yang diawasi oleh putra mahkota untuk mengalihkan negara dari ekonomi yang berpusat pada minyak.

Selama KTT tersebut, Yoon mencatat pencapaian praktis antara kedua negara sejak November lalu, termasuk upacara peresmian proyek Shaheen, yang bertujuan untuk membangun pabrik petrokimia berskala besar di kota Ulsan, Korea.

Proyek ini dipimpin oleh S-Oil, perusahaan pengilangan minyak terbesar ketiga di Korea Selatan, yang saham terbesarnya dimiliki oleh raksasa minyak milik negara Arab Saudi, Saudi Aramco.

Yoon juga meminta putra mahkota dan pemerintah Arab Saudi membantu perusahaan Korea berpartisipasi dalam proyek pembangunan besar-besaran di negara Arab, termasuk Neom, Qiddiya, dan Laut Merah.

“Presiden menyatakan Korea adalah mitra optimal Arab Saudi di era pasca-minyak, dan sangat mendukung melihat hubungan bilateral berkembang dari sektor-sektor tradisional,” kata kantor presiden.

“Ini mencakup seperti energi dan konstruksi ke sebuah kemitraan industri mutakhir yang bersama-sama memproduksi mobil dan kapal, serta ia berharap kerjasama ini akan berkembang juga ke bidang pariwisata dan pertukaran budaya,” sambungnya.

Kedua pemimpin juga bertukar pendapat tentang situasi keamanan di Timur Tengah di tengah meningkatnya ketidakstabilan seputar konflik antara Israel dan Hamas.

“Presiden menyatakan, pemerintah kita akan menawarkan kerjasama yang diperlukan, termasuk bantuan kemanusiaan,” kata kantornya, dilansir dari The Korea Times, pada Senin, 23 Oktober 2023.

Yoon juga menyampaikan harapannya agar Arab Saudi, sebagai negara kunci di pasar energi dan pengekspor minyak mentah, akan menjalankan kepemimpinannya untuk menjaga stabilitas pasar di tengah ketidakpastian yang semakin meningkat di pasar minyak dunia.