Korea Evaluasi Risiko Keuangan Akibat Kebijakan Moneter Ketat
- Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong menyatakan kekhawatiran pasar akhir-akhir ini terkait pengembang yang mengalami masalah keuangan adalah tanda peringatan atas risiko keuangan dari kebijakan moneter yang ketat dalam jangka panjang.
Dunia
JAKARTA - Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong menyatakan kekhawatiran pasar akhir-akhir ini terkait pengembang yang mengalami masalah keuangan adalah tanda peringatan atas risiko keuangan dari kebijakan moneter yang ketat dalam jangka panjang.
“Meskipun mengelola inflasi tetap menjadi prioritas utama, penting untuk menemukan bauran kebijakan yang tepat saat Korea Selatan mendekati akhir perjuangan panjangnya untuk mengendalikan harga konsumen,” kata Rhee dalam pesan Tahun Baru, dikutip dari Reuters, 1 Januari 2024.
Dia mengutip keraguan tentang integritas pinjaman real estat komersial di negara-negara besar dan pengembang lokal menengah yang terpaksa merestrukturisasi beban utangnya yang berat sebagai beberapa tanda peringatan bagi perekonomian.
- Studi Baru Menunjukkan Inti Bumi Bergetar Setiap 8,5 Tahun
- 5 Rekomendasi Wisata Menarik di Magetan Selain Sarangan
- Tips Membuat Resolusi Tahun Baru 2024
“Ada kebutuhan untuk benar-benar siap menghadapi kemungkinan ketidakstabilan keuangan yang dapat muncul seiring berlanjutnya kebijakan yang diperketat,” katanya.
“Kita perlu memberi perhatian khusus untuk memastikan risiko kredit tidak tumbuh di sekitar mata rantai yang lemah dalam perekonomian kita.”
Rhee bertemu dengan Menteri Keuangan Choi Sang-mok dan regulator keuangan pada Jumat, 29 Desember 2023, dan berjanji untuk memberikan dukungan likuiditas setelah pengumuman oleh Taeyoung Engineering & Construction (009410.KS) untuk merestrukturisasi utangnya menyebabkan kegelisahan pasar.
Perusahaan konstruksi terbesar ke-16 di negara itu memiliki hutang sebesar 4,58 triliun won (US$3,6 miliar), termasuk pinjaman pembiayaan proyek.
“Target inflasi bank sentral sebesar 2% tetap berlaku meskipun faktor eksternal dan domestik memerlukan penyesuaian yang lebih baik untuk menentukan jalur suku bunga yang optimal dan berapa lama lagi untuk mempertahankan kebijakan moneter yang diperketat,” kata Rhee.
- Mengenal LPDP, Amanat UUD untuk Pendidikan Bangsa
- 7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perkembangan Fintech di Indonesia
- Mengenal Duduk, Instrumen Warisan Dunia Asal Armenia
Inflasi konsumen tahunan Korea Selatan mereda untuk bulan kedua di bulan Desember menjadi 3,2%, mendukung pandangan BOK terhadap jalur inflasi, yaitu tekanan harga akan mereda secara bertahap ke level targetnya sebesar 2% menjelang akhir tahun 2024.
Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan pada Senin bahwa tekanan pada harga diperkirakan akan mereda lebih lanjut pada tahun 2024 dan pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan mereka yang lebih rentan secara finansial, termasuk pemilik usaha kecil, melihat manfaat dari penurunan inflasi.