Korea Selatan Alami Panic Buying Garam, Mengapa?
- Warga Korea Selatan mulai menimbun garam dan sejumlah barang kebutuhan lainnya menyusul kebijakan Jepang untuk melepas air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.
Dunia
SEOUL- Warga Korea Selatan mulai menimbun garam dan sejumlah barang kebutuhan lainnya menyusul kebijakan Jepang untuk melepas air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. Kebijakan tersebut akan dilakukan paling cepat bulan Agustus setelah mendapatkan persetujuan dari pengawas nuklir PBB.
Dilansir dari Channel News Asia, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan, “pelepasan air ini sesuai dengan standar keamanan internasional yang relevan.”
Jepang sendiri akan melepaskan limbah air tersebut dengan jumlah lebih dari 1 juta metrik ton ke Samudera Pasifik. Air tersebut merupakan air bekas mendinginkan reaktor nuklir yang rusak akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada 2011 silam.
- Banyak Aksi Demo dan Mogok, Simak ini Jika Ingin Berlibur ke Eropa
- Komitmen Ramayana Sebagai Perusahaan Ritel Dalam Menerapkan Prinsip ESG
- Asal Usul Bakso, Si Bulat dari China yang Populer di Indonesia
The Independent melaporkan, pihak pemerintah Jepang sendiri sudah meyakinkan bahwa air telah aman karena melewati proses penyaringan. Proses tersebut diklaim telah menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif walaupun tetap mengandung zat tritium serta isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dengan air.
Warga Korea Selatan sendiri telah menjalankan aksi protes hingga turun ke jalan. Mereka khawatir pelepasan limba air ini akan mengakibatkan kontaminasi pada makanan dari laut. Bahkan menurut Channel News Asia, sebuah survei menyatakan tujuh dari sepuluh orang di sana akan mengurangi konsumsi makanan jika air tetap dilepaskan.
Seperti dikutip dari The Independent, Otoritas Perikanan Korea Selatan berjanji untuk meningkatkan upaya pemantauan tambak garam alami dari setiap peningkatan zat radioaktif. Selain itu, otoritas tersebut juga memerintahkan larangan makanan laut yang berasal dari dekat perairan Fukushima.
Kebijakan pemerintah Jepang ini membawa warga Korea Selatan mengalami panic buying pada penjualan garam. Akibatnya The Independent menyebutkan harga garam di Korea Selatan naik 27%.
Sebagai tanggapan, pemerintah Korea telah memutuskan untuk melepaskan sekitar 50 metrik ton garam per hari dari stok, dengan diskon 20 persen dari harga pasar hingga 11 Juli.
"Saya khawatir pelepasan air limbah tidak hanya mencemari (laut) dan menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga menaikkan harga garam dan makanan laut," kata Park Young-sil, seorang wanita berusia 67 tahun saat berbelanja di pasar tradisional di Seoul.
Hyun Yong-gil, seorang pemilik toko grosir garam di ibu kota, mengatakan kepada Reuters awal bulan ini bahwa penjualan meningkat 40 hingga 50 persen meskipun harga melonjak. "Akhir-akhir ini kami mendapatkan lebih banyak pelanggan dari biasanya dan banyak dari mereka tampaknya khawatir dengan rencana pelepasan air limbah," katanya.
Tetapi paket garam dengan cepat menghilang dari rak pasar. "Saya datang untuk membeli garam tapi tidak ada yang tersisa," kata Kim Myung-ok, 73 tahun. "Terakhir kali aku datang juga tidak ada."