Korea Selatan Borong Vaksin Novavax dan Pfizer untuk 23 Juta Orang
SEOUL – Korea Selatan telah menandatangani kontrak dengan pembuat obat AS Novavax dan Pfizer untuk mendapat tambahan vaksin Covid-19 bagi 23 juta orang. Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, pada Selasa (16/02/2021). Mengutip Yonhap, lewat kesepakatan tersebut, Novavax akan menyediakan vaksin untuk 20 juta orang. Vaksin diperkirakan siap untuk inokulasi pada kuartal […]
Dunia
SEOUL – Korea Selatan telah menandatangani kontrak dengan pembuat obat AS Novavax dan Pfizer untuk mendapat tambahan vaksin Covid-19 bagi 23 juta orang.
Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, pada Selasa (16/02/2021). Mengutip Yonhap, lewat kesepakatan tersebut, Novavax akan menyediakan vaksin untuk 20 juta orang.
Vaksin diperkirakan siap untuk inokulasi pada kuartal II-2021. Sementara, Pfizer akan mengirimkan vaksin untuk 3 juta juga selama kuartal kedua.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk menginokulasi 79 juta orang di bawah proyek vaksin global COVAX Facility dari WHO dan kontrak terpisah dengan perusahaan obat asing.
Rencananya, pada 26 Februari 2021 Korea Selatan akan memulai inokulasi perdana menggunakan vaksin AstraZeneca.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan orang-orang dan pasien di panti jompo dan fasilitas berisiko tinggi lainnya akan menerima batch pertama vaksin AstraZeneca. Kelompok ini tidak termasuk mereka yang berusia 65 ke atas.
Sebanyak 272.000 pasien dan orang-orang yang bekerja di fasilitas, termasuk sanatorium, fasilitas perawatan, dan fasilitas rehabilitasi, akan menerima suntikan pertama dari dua dosis penuh vaksin yang dikembangkan raksasa farmasi Inggris-Swedia dan Universitas Oxford itu.
Sementara, keputusan untuk menunda vaksinasi bagi lansia kemungkinan dapat menghambat rencana inokulasi di Korea Selatan. Awalnya, direncanakan 760.000 pekerja perawatan kesehatan dan lansia menjadi penerima pertama vaksinasi pada Februari dan Maret.