Korea Utara: Bantuan F-16 ke Ukraina Hanya Cari Gara-gara
- Korea Utara mengkritik keputusan Belanda, Denmark, dan Norwegia yang menyediakan pesawat tempur F-16 ke Ukraina.
Dunia
JAKARTA - Korea Utara mengkritik keputusan Belanda, Denmark, dan Norwegia yang menyediakan pesawat tempur F-16 ke Ukraina. Mereka menilai bantuan itu sebagai wujud “tindakan anti-perdamaian."
Pernyataan itu muncul ketika Pyongyang menyatakan dukungannya terhadap invasi Rusia ke Ukraina dan di tengah spekulasi kesepakatan senjata antara Pyongyang dan Moskow.
“Keputusan mereka untuk memasok bahkan pesawat tempur adalah tindakan anti-perdamaian yang merangsang perang panjang dan menghancurkan sepenuhnya perdamaian dan stabilitas regional,” demikian pernyataan Korea Utara, dikutip dari Kantor Berita resmi Korea Utara, Korean Central.
- Orang Tua Wajib Simak! Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merencanakan Dana Pendidikan Anak
- Order Miliaran Live Shopping Selebritas Dinilai Perlu Diuji Validitasnya
- Cara Efektif Melunasi Utang, Pakai Metode Snowball
Mereka menilai tindakan tersebyt menunjukkan niat jahat dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa untuk mengalahkan Rusia,. Korea Utara menuding AS adalah “penjahat utama” yang mendorong Eropa menuju ambang perang nuklir mengerikan.
Korea Utara bahkan tak segan mengutuk pemberian bantuan tersebut. “Tidak ada yang bisa menghalangi kemajuan tentara dan rakyat Rusia yang berani dalam mempertahankan keadilan dan perdamaian. Amerika Serikat serta Barat sudah ditakdirkan menuju kehancuran,” lanjut pernyataan tersebut, dilansir dari Yonhap News.
Pyongyang semakin berupaya memperkuat hubungan dengan Rusia dan China. Hal itu untuk menghadapi isu keamanan yang berkembang di antara Seoul, Washington, dan Tokyo.
Bulan lalu, negara yang tertutup mengundang delegasi militer Rusia yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ke acara-acara yang menandai peringatan 70 tahun penandatanganan Persetujuan Gencatan Senjata yang mengakhiri Perang Korea. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menemani Shoigu dalam pameran senjata yang menampilkan drone dan misil/rudal.