kn-23.jpg
Dunia

Korea Utara Semakin Dalam Terlibat di Perang Ukraina

  • Selain pasukan, Pyongyang telah memberi Moskow sekitar tiga juta peluru artileri setahun. Ini sekitar setengah dari apa yang digunakan pasukan Rusia di Ukraina

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Korea Utara tampaknya semakin terlibat dalam perang Ukraina. Tidak hanya memasok amunisi ke Rusia, militernya telah dikerahkan ke medan perang.

Sejumlah laporan menyebutkan puluhan personel militer Korea Utara berada di belakang garis pertahanan Rusia.  The Guardian mengutip pejabat senior di Kyiv dan Seoul Kamis 11 Oktober 2024 melaporkan personel Korea Utara itu berada dalam tim yang mendukung sistem peluncur rudal balistik KN-23. 

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun kepada anggota parlemen di Seoul minggu ini juga mengatakan, “Sangat mungkin perwira Korea Utara telah dikerahkan untuk bertempur bersama Rusia.” 

Dia juga menyebutkan beberapa dari personel Korea Utara itu meninggal minggu lalu dalam sebuah serangan terhadap pangkalan Rusia di wilayah Donetsk.  Namun Yong Hyun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, Andriy Kovalenko, sependapat. “Beberapa warga Korea Utara  terbunuh di Ukraina,” katanya dalam sebuah posting di Telegram.

Semua ini terjadi setelah kunjungan pemimpin Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang untuk menghadiri pertemuan puncak dengan kim Jong un. Dalam pertemuan itu kedua pemimpin itu sepakat untuk memperkuat hubungan mereka. 

Dilaporkan salah satu kesepakatan pertemuan itu adalah meminta Pyongyang  mengirim pasukan konstruksi dan teknik ke wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Tugas mereka  untuk pekerjaan pembangunan kembali. Tidak ada indikasi berapa banyak personel yang akan terlibat atau sifat pasti dari pekerjaan mereka.

Meningkatnya bukti adanya pasukan Korea Utara di Ukraina menandai eskalasi besar. Warga asing memang telah bertempur sebagai tentara bayaran baik untuk Rusia maupun Ukraina. Namun jika Korea Utara berada di sana, ini akan menandai pertama kalinya pemerintah asing mengirim pasukan berseragam untuk mendukung perang Moskow.

Selain membantu Rusia, Korea Utara mendapatkan keuntungan dari hubungan ini dengan menguji persenjataannya. Sekaligus memberikan pasukannya pengalaman tempur langsung.  Hal itu disampaikan Lim Eul-chul. Seorang profesor di Institut Studi Timur Jauh di Seoul. Bagi Korea Utara yang telah memasok banyak peluru dan rudal ke Rusia, sangat penting untuk mempelajari cara menangani berbagai senjata. Dan memperoleh pengalaman tempur di dunia nyata. 

Selain pasukan, Pyongyang telah memberi Moskow sekitar tiga juta peluru artileri setahun. Ini sekitar setengah dari apa yang digunakan pasukan Rusia di Ukraina. Angka itu  menurut intelijen Barat yang dikutip The Times of London. Bantuan amunisi itu telah memungkinkan Rusia memperoleh kemajuan yang stabil. Termasuk  yang terbaru dengan merebut kota Vuhledar di Ukraina timur .

Kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina (GUR) Letnan Jenderal Kyrylo Budanov pada bulan September  memperingatkan, pengiriman amunisi Korea Utara sedang menguntungkan perang Rusia. Dia menegaskan masalah terbesar Ukraina dari semua sekutu Rusia ini adalah dari Korea Utara. “Karena dengan volume produk militer yang dipasok, mereka benar-benar memengaruhi intensitas pertempuran,” katanya.

Ukraina juga terus berusaha menyerang fasilitas Rusia yang menyimpan senjata Korea Utara.  Pada  Rabu 9 Oktober 2024 militer Ukraina mengklaim telah menghancurkan depot amunisi Korea Utara di kota Karachev di wilayah Bryansk, Rusia. Lokasi ini terletak sekitar 100 km dari perbatasan Ukraina. Gudang tersebut milik gudang persenjataan ke-67 dari Direktorat Utama Rudal dan Artileri Kementerian Pertahanan Rusia. 

Seberapa jauh Korea Utara terus terlibat dalam perang di Ukraina masih belum dapat dipastikan. Namun, tampaknya negara itu jelas-jelas meningkatkan perannya.

Medan Pertempuran

Dari medan perang dilaporkan wilayah Kursk Rusia dan Donetsk di Ukraina timur masih menjadi pertempuran terberat. Di Kursk, ada beberapa serangan balik terbatas oleh Rusia. Tetapi pejabat Amerika mengatakan tidak ada perolehan atau pertukaran wilayah yang berarti dalam beberapa minggu terakhir. Sementara di Donetsk, Rusia  membuat beberapa kemajuan di awal musim panas. Tetapi , kemajuan tersebut melambat dibandingkan dengan periode waktu tersebut.

Pejabat senior militer Amerika itu juga menilai Ukraina akan mampu mempertahankan posisi mereka dan Kursk untuk beberapa bulan atau lebih.

Sementara di Kharkiv sejumlah analisis Institute for the Study of War (ISW) menyebutkan pasukan Rusia baru-baru ini maju ke Vovchansk. Rekaman geolokasi yang dipublikasikan pada  7 Oktober  menunjukkan  tentara Rusia mengibarkan bendera Rusia di sebuah gedung di Pabrik Agregat Vovchansk. Ini  menunjukkan  pasukan Rusia kemungkinan besar merebut kembali pabrik tersebut.

Di Donetsk, pasukan Rusia baru-baru ini maju mendekati Siversk, Toretsk selatan, barat daya Kota Donetsk, dan tenggara Pokrosk. Pasukan Rusia juga melanjutkan operasi ofensif di dekat Chasiv Yar. Tetapi belum ada perubahan signifkan yang dikonfirmasi pada garis depan di area ini. Sementara itu, pasukan Ukraina disebut sedikit maju selama serangan balik di timur Pokrovsk.

Pertempuran juga terus terjadi di Zaporizhzhia dan Kherson dengan hasil di kedua pihak tidak banyak memunculkan perubahan posisi.