kornet.jpg
Tekno

Kornet Rusia Dapat Tugas Utama Hancurkan Tank Barat, Mampukah?

  • Rusia telah membentuk tim khusus yang ditugaskan untuk menghadapi tank-tank barat yang diterima Ukraina. Dan rudal anti tank Kornet akan mendapat tugas penting ini.

Tekno

Amirudin Zuhri

MOSKOW-Rusia telah membentuk tim khusus yang ditugaskan untuk menghadapi tank-tank barat yang diterima Ukraina. Dan rudal anti tank Kornet akan mendapat tugas penting ini.

Kornet yang sekarang berusia hampir tiga dekade, bukanlah rudal yang buruk. Meskipun  juga bukan yang terhebat.Tim tank dan infanteri yang terlatih dengan baik harus dapat meminggirkan pengaruhnya di medan perang.

Rusia sedang mengumpulkan tim rudal anti-tank untuk melawan  tank NATO yang disumbangkan ke tentara Ukraina. Menurut media pemerintah Russia Today, Angkatan Darat Rusia dilaporkan meningkatkan pelatihan pasukan rudal. Instruksi  diberikan veteran tempur yang telah menggunakan rudal  ini  di Ukraina. Pelatihan berlangsung di pangkalan militer dekat Nizhny Novgorod di Rusia tengah.

Komandan pangkalan tersebut mengatakan fokusnya adalah pada tank Leopard 2 Jerman,  LeClerc Prancis Challenger II Inggris, dan  M1 Abrams Amerika. Komandan itu mengaku  tahu semua kekuatan dan kelemahan tank-tank tersebut dan melatih personel untuk meremukannya.

Serangan musim semi Ukraina telah diperkirakan oleh banyak pihak. Termasuk Rusia. Ini ditunjukkan dengan persiapan Rusia membangun benteng dan parit di sejumlah wilayah termasuk jalur menuju Krimea.  Serangan kemungkinan menunggu cuaca menghangat yang akan menjadikan tanah berlumpur menjadi padat. 

Pasukan Ukraina sedang dilatih menggunakan lebih dari 100 tank tempur utama Leopard 2 dan Challenger 2 yang dikirim oleh negara-negara anggota NATO. Juga  berbagai kendaraan infanteri lapis termasuk  Stryker yang disediakan Amerika. Kendaraan NATO jauh lebih baik daripada kendaraan Ukraina. Dan  diharapkan berada di garda depan serangan balasan.

Beban melumpuhkan tank Ukraina akan jatuh pada pasukan infanteri Rusia.  Ini karena Rusia telah kehilangan banyak tank. Blog Oryx yang mencatat kerugian kendaraan dalam konflik tersebut dengan bukti visual menyebutkan, Rusia telah kehilangan setidaknya 2.000 tank dalam 13 bulan terakhir. Itu termasuk 18 tank tempur utama top of the line T-90M.  Rusia juga kehilangan hampir empat lusin kendaraan anti-tank khusus dan hampir 60 helikopter serang. Data-data ini menunjukkan pasukan anti-tank mobile Rusia telah mengalami pukulan serius.

Kondisi tersebut  meninggalkan infanteri untuk melawan tank buatan Barat. Dan rudal anti-tank infanteri utama Rusia adalah 9M133 Kornet. Atau  yang oleh NATO disebut sebagai AT-14 Spriggan. 

Kornet adalah rudal anti-tank man portabel. Sistem Kornet termasuk misil, unit peluncuran, unit pengintaian, dan dudukan tripod, memiliki berat sekitar 40 kg. Itu cukup berat hingga membutuhkan dua orang dalam satu tim. Rudal itu sendiri memiliki panjang 47 inci dan lebar hampir enam inci.

Kornet menggunakan sistem pelacak laser semi-aktif. Sistem Kornet membidik tank dengan sinar laser, dan rudal anti-tank akan mengikuti jalurnya. Penembak harus menjaga arah rudal pada sasaran sampai rudal mencapai sasarannya. 

Kornet tidak menggunakan sinyal radio untuk koreksi arah. Ini menjadikannya  tidak dapat dijamming. Rudal bergerak dengan kecepatan lebih dari 250 meter per detik. Dan  akan memakan waktu sekitar 22 detik untuk mencapai jangkauan maksimum 5.500 meter.

Rudal Rusia tidak hanya dilengkapi dengan satu, tapi dua hulu ledak. Hulu ledak pertama digunakan untuk mengalahkan lapis baja reaktif eksplosif yang melindungi tank. Dan  yang kedua untuk mengalahkan lapis baja tank itu sendiri. 

Sejumlah sumber terbuka menyebutkan  Kornet dapat menembus lapis baja reaktif dan kemudian 1.000–1.2000 milimeter  lapis baja homogen  digulung. Jika tidak ada armor reaktif, angka itu melonjak menjadi 1.200–1.400 milimeter armor.

Kornet terbukti sangat efektif di lapangan. Senjata ini bertanggung jawab atas beberapa penghancuran  tank modern. Termasuk dalam invasi Irak tahun 2003, pertempuran tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, dan hilangnya tank Leopard 2 Turki tahun 2017 oleh militant ISIS. Seberapa efektifnya melawan Leopard 2 model baru seperti Leopard 2A6 dengan  armor  lebih baik masih harus dilihat.

Tetapi bagiamanapun Kornet tidak sempurna. Ukuran dan berat membuatnya sulit di medan perang. Meskipun tidak dapat dijamming rudal tersebut juga membutuhkan penembak untuk menjaga pandangannya tetap terpusat selama penerbangan. Berbeda dengan Javelin Amerika yang rudalnya akan, mengarahkan dirinya sendiri. Ini menjadikan  penembak Javelin dapat segera berlindung setelah meluncurkan rudal.

Kru tank Barat telah berlatih bertahan melawan rudal anti-tank selama bertahun-tahun. Dan banyak dari pelajaran yang sama berlaku untuk Kornet. Sebuah praktik lama yang dikenal sebagai "Sagger Watch" mungkin akan dihidupkan kembali. Ini melatih kru tank  mengawasi tanda-tanda peluncuran rudal. Metode ini awalnya dikembangkan oleh kru  Israel pada 1970-an untuk mendeteksi peluncuran pendahulu Kornet, Malyutka yang digunakan Mesir dan Suriah.

Kornet relatif kecil. Tetapi motor roket menghasilkan jejak asap coklat. Ini dapat membantu kru tank untuk dengan cepat mengidentifikasi rudal yang datang. Dan bersiap untuk mengambil tindakan. Kornet membutuhkan waktu sekitar 11 detik untuk menempuh jarak 2.750 meter. 

Ini berarti kru tank juga memiliki waktu sebelas detik untuk memperhatikan jejak asap dan melakukan tindakan. Kru yang bertindak cepat dapat dengan cepat menyemprotkan hujan senapan mesin atau menembakkan tank ke arah titik akhir asap. Jika awak rudal tidak terkena secara langsung, serangan yang tiba-tiba dapat menyebabkan penembak kehilangan tujuannya. Ini  membuat rudal terlempar dari sasaran.

Kru tank adalah satu-satunya yang bisa menghadapi tim anti-tank. Artileri dapat memalu lokasi yang mungkin diduduki tim rudal selama gerak maju. Dan  infanteri dapat mendahului tank untuk membersihkan rute yang aman.  Drone terutama yang dilengkapi dengan  pencitraan termal, bahkan dapat mendeteksi tim yang tersembunyi dengan baik melalui tanda panasnya. Pada akhirnya, dibutuhkan semua senjata tempur tentara untuk membantu melindungi tank dan melanjutkan gerak maju mereka.