<p>Seoul Korea Selatan/Asiatimes</p>
Nasional & Dunia

Korsel Bangkit, Ekonomi Tumbuh 1,9 Persen Pada Q3

  • SEOUL – Korea Selatan berhasil mencatat pemulihan ekonomi pada kuartal III-2020 ke level positif sebesar 1,9%. Pertumbuhan ini mengindikasikan ekonomi Korsel yang berangsur pulih setelah kontraksi terburuk dalam satu dekade yakni 3,2%. Bank of Korea (BOK) mencatat ekspansi tersebut merupakan yang tercepat sejak kuartal pertama 2010. Hal ini menandakan keberhasilan upaya pemerintah mendorong langkah-langkah stimulus […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

SEOUL – Korea Selatan berhasil mencatat pemulihan ekonomi pada kuartal III-2020 ke level positif sebesar 1,9%. Pertumbuhan ini mengindikasikan ekonomi Korsel yang berangsur pulih setelah kontraksi terburuk dalam satu dekade yakni 3,2%.

Bank of Korea (BOK) mencatat ekspansi tersebut merupakan yang tercepat sejak kuartal pertama 2010. Hal ini menandakan keberhasilan upaya pemerintah mendorong langkah-langkah stimulus dan mitra dagang utama untuk melonggarkan pembatasan virus corona.

Alex Holmes, seorang ekonom di Capital Economics, memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Korsel kontraksi sebesar 1% tahun ini.  “Meskipun ini akan menjadi kinerja terburuk sejak 1998, itu akan tetap menjadikan Korea salah satu ekonomi dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini,” katanya.

Sebagai salah satu stimulus, BOK telah memangkas suku bunga ke rekor terendah yakni 0,5% dan memperkirakan kontraksi 1,3% sepanjang tahun ini. Negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia berpotensi mengalami kontraksi terbesar dalam lebih dari dua dekade.

Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan data pertumbuhan PDB mengindikasikan adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi di Negeri Gingseng. “Mulai normal, yang penting bisa mendorong ekonomi agar dapat mengatasi krisis.”

Pemerintah Korsel bulan lalu mulai meluncurkan empat anggaran tambahan terakhir untuk menyuntikkan total sekitar 310 triliun won (US$274,83 miliar) dari stimulus fiskal.

Pemerintah setempat juga mencatat kinerja ekspor melonjak 15,6% pada kuartal ketiga secara berurutan. Angka tersebut merupakan yang tercepat sejak 1986 dan membalikkan kontraksi 16,1% pada kuartal kedua.

Namun, sektor konstruksi tidak terlalu menggembirakan, meskipun terdapat beberapa tanda bahwa produksi pabrik meningkat dengan output sektor manufaktur naik 7,6% dibandingkan kuartal kedua.

Investasi konstruksi juga masih lesu, turun 7,8% pada kuartal ketiga. Sementara konsumsi swasta turun 0,1%. Adapun, secara tahunan, ekonomi menyusut 1,3% pada kuartal ketiga, setelah turun 2,7% yang direvisi di kuartal kedua.