Korsel Perpanjang Diskon Pajak Bahan Bakar Hingga Desember
- Korea Selatan (Korsel) akan memperpanjang pemotongan pajak pada konsumsi bahan bakar hingga Desember 2023. Ini karena adanya kekhawatiran mengenai tekanan inflasi yang semakin meningkat akibat konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Dunia
JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) akan memperpanjang pemotongan pajak pada konsumsi bahan bakar hingga Desember 2023. Ini karena adanya kekhawatiran mengenai tekanan inflasi yang semakin meningkat akibat konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Choo Kyung-ho, Senin, 16 Oktober 2023. Pemerintah telah memberlakukan diskon sebesar 25% pada konsumsi bensin dan diskon 37% pada konsumsi solar, yang seharusnya berakhir pada akhir Oktober.
“Harga minyak dikhawatirkan melonjak, yang akan menyebabkan volatilitas yang lebih besar dalam ekonomi riil dan pasar keuangan serta mata uang asing, tergantung pada perkembangan insiden tersebut,” kata Choo dalam pertemuan darurat para menteri ekonomi, dilansir dari The Korea Times, Senin.
- Penelitian: Hanya Orang Berpenghasilan Tinggi yang Bisa Pensiun Finansial
- 7 Tanda Anda Sedang dalam Hubungan Persahabatan yang Toksik
- Manfaat Tersembunyi Kaktus untuk Kesehatan, Tidak Hanya Sebagai Hiasan!
“Kami akan berupaya maksimal untuk menstabilkan harga dan mata pencaharian masyarakat dengan mengelola secara ketat harga energi dan pangan,” katanya. “Pemerintah untuk sementara memperpanjang subsidi minyak hingga akhir tahun ini dan meningkatkan inspeksi di lapangan terhadap kenaikan harga yang terjadi akibat volatilitas.”
Pada hari Jumat, 13 Oktober 2023, harga minyak melonjak tajam karena para investor masih khawatir tentang eskalasi ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah. Data menunjukkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 5,8% dan minyak mentah berjangka internasional Brent dengan jatuh tempo Desember melonjak 5,7%, keduanya mencatat kenaikan harian tertinggi dalam lebih dari enam bulan.
“Hingga saat ini, Korea belum mengalami gangguan utama dalam pasokan energi, dan tidak ada isu besar yang dilaporkan dari bisnis domestik di Timur Tengah terkait perang yang sedang berlangsung,” kata menteri tersebut.
Namun, ada kekhawatiran pertempuran ini akan eskalasi menjadi konflik lebih luas dan mempengaruhi produksi dan pasokan energi, karena Timur Tengah menyumbang lebih dari sepertiga perdagangan minyak laut global.
Korea bergantung pada impor untuk sebagian besar kebutuhan energinya, dan sekitar 67% pembelian minyak mentah dan 37% total kontrak gas berasal dari Timur Tengah. “Pemerintah akan meningkatkan pemantauan pasar keuangan dan ekonomi riil sepanjang waktu, dan akan menanggapi setiap kasus dengan tepat sesuai dengan rencana berbasis skenario kami,” kata Choo.
- Canggih! Threads Bisa Edit Postingan dan Kirim Voice Threads Secara Gratis
- Jokowi Terbang ke China di Tengah Pembacaan Putusan MK
- Kurangi Polusi Udara, Sanofi Tanam 1.000 Mangrove di Kepulauan Seribu
Pada bulan September, harga konsumen melaporkan peningkatan tahunan tertinggi sebesar 3,7% dalam lima bulan, tetapi pemerintah memperkirakan tekanan harga akan mulai mereda mulai sekitar bulan Oktober.
Korea menetapkan target kenaikan harga tahun ini sebesar 3,3%, sementara angka selama sembilan bulan pertama tahun 2023 mencapai 3,7%.