<p>Gedung Krakatau Steel di kawasan Gatot Subroto Kuningan. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Krakatau Steel Lepas dari Rugi, Erick Thohir Berseri-Seri

  • Emiten pelat merah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada 2020 berhasil meraih laba bersih setelah merugi di tahun sebelumnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun mengapresiasi kinerja emiten berkode KRAS itu.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada 2020 berhasil meraih laba bersih setelah merugi di tahun sebelumnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun mengapresiasi kinerja emiten berkode KRAS itu.

“Krakatau Steel telah berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi dengan baik. Saya meyakini kinerja Krakatau Steel akan semakin baik ke depannya,”  kata Erick dalam keterangan resmi, Selasa, 25 Mei 2021.

Kinerja keuangan KRAS mengalami perbaikan ditandai dengan raihan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$23,6 juta atau setara Rp332,8 miliar (asumsi kurs Rp14.105 per dolar Amerika Serikat) sepanjang tahun buku 2020. Capaian ini berhasil diperoleh setelah sebelumnya perseroan merugi hingga Rp7,1 triliun pada periode yang sama 2019.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan raihan laba bersih yang diperoleh perusahaan tidak lepas dari upaya efisiensi yang dilakukan pada tahun lalu.

Perusahaan mampu menurunkan biaya operasional sebesar 41% dari Rp Rp4,8 triliun pada 2019 menjadi Rp2,8 triliun pada 2020.  Penurunan ini terjadi pada biaya energi yang susut 46% menjadi Rp295 miliar, penurunan biaya utility sebesar 27% menjadi Rp564 miliar.

Sementara itu, biaya consumable dan sparepart masing-masing turun 61% dan 59% menjadi Rp230 miliar dan Rp65 miliar pada 2020

“Dengan Krakatau Steel yang semakin efisien dan produktif, kami menjadi lebih kompetitif dalam melakukan aktivitas usaha kami yang berdampak pada peningkatan kinerja. Terlebih kami pun melakukan berbagai kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan bisnis kami,” kata Silmy dalam keterangan resmi, Selasa, 25 Mei 2021.

Adapun total aset KRAS masih tumbuh meski tipis, yakni Rp49 triliun atau meningkat 6,06% dibandingkan dengan Rp46,2 triliun pada 2019.

Silmy mengaku, pada tahun ini pihaknya akan mengoptimalisasi kerja sama pabrik hulu (iron and steel making) dengan mitra strategis untuk pengembangan bisnis long product dan peningkatan bisnis baja flat product.

“Kami akan mengundang investor baru untuk membentuk perusahaan patungan iron & steel making (ISM). Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh potensi pengoperasian kembali untuk menjamin ketersediaan bahan baku kompetitif,” ujarnya.

Melalui kerja sama ini, KRAS akan mengoptimalisasi aset non produktif. Saat ini, katanya, manajemen sedang melakukan pembicaraan dengan investor strategis untuk memastikan rencana tersebut dapat dijalankan. (LRD)