<p>Karyawan melayani nasabah di gerai BCA Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kredit dan DPK Tumbuh Stabil, Aset BCA Naik 16,5 Persen Tembus Rp1.169,3 Triliun

  • Emiten perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan total aset sebesar 16,5% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Melesatnya aset bank swasta terbesar ini ditopang oleh perolehan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh stabil pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Industri

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Emiten perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan total aset sebesar 16,5% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Melesatnya aset bank swasta terbesar ini ditopang oleh perolehan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh stabil pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan DPK yang agresif pada kuartal III-2021 juga turut mendongkrak komposisi dana murah atau CASA. Dirinya melaporkan total DPK melesat 18,3% yoy menjadi Rp923,7 triliun. Komposisi DPK ini ditopang oleh pertumbuhan dana murah (CASA) hingga 21% menjadi Rp721 triliun pada September 2021.

Komposisi DPK ini ditopang oleh pertumbuhan CASA hingga 21% menjadi Rp721 triliun pada September 2021. Dengan demikian, komposisi CASA di BCA pada kuartal III-2021 setara dengan 78% dari total DPK.

“Pertumbuhan CASA yang solid menjadi pemicu adanya kenaikan dari DPK di BCA pada sembilan bulan pertama 2021,” ungkap Jahja dalam konferensi pers, Kamis, 21 Oktober 2021.

Sementara Return on Equity (ROE) perseroan terdorong ke level 18,7% pada kuartal III-2021 atau naik dibandingkan dengan posisi kuartal III-2020 yang sebesar 16,9%. Penghimpunan dana ini juga mengungkit likuiditas BCA, yang tampak dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang stabil di level 62%.

Di samping itu, pertumbuhan kredit BCA pada kuartal III-2021 ini hanya mampu dipompa single digit. penyaluran kredit BCA pada kuartal III-2021 ini naik sebesar 4,01% yoy menjadi Rp605,9 triliun.

Lebih rinci, penyaluran kredit segmen korporasi tumbuh paling agresif sebesar 7,1% yoy dari Rp251,99 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp269,89 triliun pada kuartal III-2021. Diikuti oleh kredit segmen konsumer yang tumbuh terbatas 2,1% menjadi Rp144,67 triliun pada kuartal III-2021.

Adapun kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) disebut jahja telah mengalami pemulihan, Hal ini dibuktikan dengan adanya pertumbuhan penyaluran sebesar 1,5% yoy menjadi Rp185,44 triliun dari sebelumnya Rp182,72 triliun.

“Sementara itu, KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) turun 7,6%  yoy menjadi Rp35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2% YoY menjadi Rp13,9 triliun,” ujar Jahja dalam konferensi pers, Kamis, 21 Oktober 2021.

Kredit BCA masih terselamatkan berkat komposisi kredit baru yang tumbuh hingga 13,8% yoy. Kualitas kredit BCA mengalami perburukan, sebagaimana tampak dari Non performing loan (NPL) gross yang naik dari 1,94% pada kuartal III-2020 menjadi 2,4% pada kuartal III-2021.

Upaya preventif terus dilakukan dengan mencatatkan NPL Coverage di angka 231,3% pada kuartal III-2021. Emiten blue chip ini masih mampu membukukan profitabilitas yang positif pada kuartal III-2021.

BCA masih bisa mengerek laba bersih 15,8% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Laba bersih emiten bersanadi BBCA ini naik dari Rp20,03 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp23,19 triliun pada kuartal III-2021.

Hal ini dipicu pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income) di BCA yang tumbuh 3,3% pada  kuartal III-2021 menjadi Rp42,2 triliun. Serupa, pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun pada kuartal III-2021, atau tumbuh 2,4% yoy.