<p>Aplikasi AwanTunai/ Facebook @AwanTunai</p>
Industri

Kredit Khusus UMKM, AwanTunai Terima Suntikan Dana Rp392 Miliar

  • Platform teknologi finansial (financial technology/fintech) peer-to-peer (P2P) lending AwanTunai telah menerima pendanaan mencapai US$28 juta atau Rp392 miliar dari investor Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang. CEO Awantunai Dino Setiawan mengaku, selain dana pinjaman, pendanaan tersebut untuk kebutuhan operasional AwanTunai. “Kami banyak mendapat dana luar negeri yang nilainya cukup besar itu bisa sampai US$20juta dari Amerika, kemudian equity US$8 […]

Industri
Khoirul Anam

Khoirul Anam

Author

Platform teknologi finansial (financial technology/fintechpeer-to-peer (P2P) lending AwanTunai telah menerima pendanaan mencapai US$28 juta atau Rp392 miliar dari investor Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang. CEO Awantunai Dino Setiawan mengaku, selain dana pinjaman, pendanaan tersebut untuk kebutuhan operasional AwanTunai.

“Kami banyak mendapat dana luar negeri yang nilainya cukup besar itu bisa sampai US$20juta dari Amerika, kemudian equity US$8 juta dari Jepang dan Singapura,” ujarnya dalam konferensi pers daring belum lama ini.

Dino juga memaparkan bahwa para investor asing menilai industri fintech nasional memiliki masa depan cerah. Hal ini menyebabkan investor dari berbagai negara sanggup menggelontorkan miliaran rupiah untuk beragam penyelenggara fintech dalam negeri.

Di samping itu, pada awal Juni 2020, fintech dari PT Simplefi Teknologi Indonesia mengumungkan, telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Izin tersebut didaparkan AwanTunai bersama dengan 7 penyelenggara fintech lainnya.

“Status lisensi penuh ini memungkinkan AwanTunai untuk melanjutkan pekerjaannya untuk menghadirkan inklusi keuangan yang terjangkau bagi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Indonesia,” ujar Dino.

Fintech yang berfokus pada pembiayaan UMKM ini juga telah menjalin mitra kelembagaan dengan OCBC NISP, UOB Buana, Bank J Trust, dan Saison Indonesia dalam memberikan penyaluran kredit terhadap kebutuhan sembako, kebutuhan pokok, serta rantai pasokan fast moving consumer goods (FMCG).

“Kami percaya kolaborasi dengan perbankan adalah kunci untuk memberikan akses kredit yang aman dan terjangkau bagi UMKM Indonesia,” kata Dino.

Adapun Awantunai bergerak pada pembiayaan pedagang grosir, pelaku off-taker hasil bumi, warung kecil, sampai para petani. Dino berharap, dengan dukungan dari penyelenggara fintech, UMKM nasional kian berkembang dan semakin akrab dengan transaksi secara digital.