Kredit Kupedes BRI Tembus Rp201,4 Triliun, Peluang Pertumbuhan Porsi UMKM
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak pertumbuhan kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada kuartal III-2023. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan itu adalah produk komersial Kredit Umum Pedesaan (Kupedes).
Perbankan
JAKARTA – Pasca pandemi covid-19, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak pertumbuhan kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada kuartal III-2023. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan itu adalah produk komersial Kredit Umum Pedesaan (Kupedes).
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menyatakan bahwa setelah pandemi, bisnis di segmen mikro kembali menunjukkan pertumbuhan. Kinerja produk kredit komersial BRI, khususnya Kupedes, mencatat pertumbuhan yang signifikan sebesar 57,5% pada kuartal ketiga tahun ini.
“Bicara produk kredit UMKM sesungguhnya tidak hanya sekedar bicara kredit bersubsidi. Sampai dengan September 2023, pertumbuhan Kupedes tercatat 57,5%. Benar adanya bahwa di dalam riset BRI menyatakan nasabah pelaku usaha UMKM itu tidak sensitif terhadap suku bunga,” ungkap Supari dalam siaran pers, pada Rabu, 15 November 2023.
- Uni Eropa Batasi Emisi Metana pada Impor Energi Fosil
- Serangan Israel ke Palestina Tak Berdampak ke Ekspor RI
- Nilai Ekspor RI Turun jadi 10,43 Persen pada Oktober 2023
Asal tahu saja, pada kuartal III-2023, BRI telah menyalurkan kredit Kupedes sebesar Rp201,4 triliun dari total kredit mikro yang mencapai Rp479,9 triliun. Diketahui jumlah kredit mikro itu meningkat sebesar 10.9% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni Rp432,6 triliun.
Supari menambahkan bahwa BRI berhasil menerapkan prinsip-prinsip risk management dengan baik dalam menyalurkan kredit, terutama untuk bank yang berfokus pada UMKM dengan 83% portofolionya di UMKM.
Prinsip-prinsip manajemen risiko baik itu, ditunjukkan melalui tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BRI only yang mencapai 3,14%. Sedangkan untuk segmen mikro, kata Supari, NPL pada kuartal III-2023 tercatat berada di angka 2,41%.
Potensi Ekspansi Perbankan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, mengakui bahwa secara keseluruhan, performa kredit mikro lebih baik dibanding sektor lainnya. “Kenapa kredit mikro masih tumbuh cukup bagus? Karena mikro ini jumlahnya jauh lebih banyak,” katanya.
Berdasarkan data pemerintah, saat ini terdapat sekitar 64 juta unit UMKM di Indonesia. Namun demikian, kata Faisal, sekitar 700 ribu di antaranya termasuk dalam segmen kecil, kurang dari 100 ribu pelaku ada di segmen menengah, dan sisanya lebih dari 60 juta merupakan pelaku usaha mikro.
Menariknya, kata dia, hanya ada sekitar 25% dari total pelaku usaha UMKM yang dikategorikan kecil dan menengah telah memiliki akses layanan perbankan. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian besar usaha mikro masih belum mendapatkan dukungan pembiayaan dari sektor perbankan.
Tak ayal, data tersebut menunjukan ada kesempatan ekspansi besar-besaran bagi perbankan untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha di segmen tersebut. Terlebih lagi, peluang ini dapat semakin meluas dengan adanya pelaku usaha yang naik kelas dari kategori ultra mikro ke mikro. “Sehingga wajar pertumbuhan kredit mikro masih positif dan semakin besar porsinya,” kata Faisal.
Di samping itu, kredit mikro disebut-sebut merupakan segmen terkuat dalam menghadapi tekanan ekonomi dalam negeri maupun global. “Karena kebanyakan dari mereka bergerak di bisnis kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak pernah kehilangan pasar dan selalu haus modal,” imbuhnya.
Pertumbuhan Kredit Mikro
Belum lama ini, Bank Indonesia mengungkapkan bahwa kredit UMKM mencapai Rp1.332,9 triliun pada kuartal III-2023. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 8,2% secara tahunan.
Apabila diuraikan pertumbuhan kredit UMKM pada segmen mikro mencapai 25,7% secara tahunan, sementara segmen kecil mengalami koreksi sebesar 1,3% secara tahunan, dan segmen menengah mengalami koreksi sebesar 5,3% secara tahunan.
Dengan demikian, pada sembilan bulan pertama 2023, menurut uraian data Bank Indonesia tersebut, segmen mikro dapat dianggap sebagai pendorong utama pertumbuhan kredit UMKM.
Diketahui rasio kredit mikro terhadap total penyaluran dana ke UMKM pada periode tersebut juga meningkat 45,48%. Angka tersebut jauh lebih besar sejak Desember 2022 yang masih berada di angka 40,07%.