<p>Pekerja mengenakan busana formil jas, kemeja, dan berdasi layaknya pekerja kantoran memproduksi tahu di industri rumahan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kawasan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 14 Desember 2020. Foto : Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kredit Plus Raih Pendanaan Hingga Rp710 Miliar dari IFC

  • Tak hanya IFC, sepanjang tahun 2020, KBFMF telah menerima suntikkan dana dari berbagai institusi internasional lainnya, seperti SMBC, HSBC, KEB Hana, ANZ, SCB dan DBS dengan total US$200 juta.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT KB Finansia Multi Finance alias Kredit Plus meraih pendanaan dari International Finance Corporation (IFC) sebesar US$50juta, setara Rp710 miliar (kurs Rp14.200).

Direktur PT KB Finansia Multi Finance (KBFMF), Peter Halim mengatakan bahwa dukungan IFC datang di waktu yang tepat, yakni ketika perekonomian nasional sedang melemah.

Ia menilai investasi ini dapat mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bertahan dan kembali berkembangan di masa pandemi COVID-19.

Peter bilang, pendanaan tersebut juga akan membantu perusahaan fokus pada strategi pertumbuhan yang mencakup rencana mendiversifikasi penawaran produk keuangan serta digitalisasi operasional.

“Pendanaan dari IFC akan membantu KBFMF untuk melanjutkan program pinjaman, mempertahankan dan mendukung pemulihan rumah tangga berpenghasilan rendah, serta UMKM di Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin 28 Desember 2020.

Tak hanya IFC, sepanjang tahun 2020, KBFMF telah menerima suntikkan dana dari berbagai institusi internasional lainnya. Bebrapa di antaranya dari SMBC, HSBC, KEB Hana, ANZ, SCB dan DBS dengan total US$200 juta. Hal ini menjadi bentuk kepercayaan kepada perusahaan penyedia kredit online multiguna tersebut.

KBFMF sendiri merupakan salah satu pemain kunci di sektor multifinance di Indonesia. KB Kookmin Card yang merupakan salah satu entitas dengan spesialisasi pembiayaan kredit terbesar di Korea Selatan mendukung perusahaan tersbut.

Dengan suntikan dana dari IFC tersebut, KBFMF dapat mengumpulkan dana jangka panjang dalam mata uang rupiah. Selain itu juga mendiversifikasi basis pendanaan, dan memperkuat neraca keuangan. Selanjutnya, perusahaan dapat mengucurkan pinjaman kepada UMKM di Indonesia.

Dilema Perusahaan Multifinance

Perusahaan-perusahaan multifinance saat ini sedang mengalami tekanan likuiditas karena persyaratan pembayaran yang longgar akibat pandemi. Padahal, pembiayaan dari multifinance merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pelaku UMKM.

Di lain pihak, perbankan turut mengurangi bahkan menghentikan pinjaman ke perusahaan multifinance. Sementara, perusahaan multifinance tidak memiliki akses ke simpanan atau dukungan likuiditas dari bank sentral.

Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste, Azam Khan menyebut bahwa sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul pandemi. Pemulihan sektor UMKM dapat menjadi faktor untuk mendorong kembali aktivitas ekonomi.

“Pendanaaan IFC bertujuan untuk mendukung upaya negara dalam membangun kembali masa depan yang lebih inklusif dan tangguh,” tuturnya.

Sebagai informasi, KBFMF dan KB Kookmin Card berada di bawah naungan KB Financial Group yang merupakan kelompok keuangan terbesar di Korea Selatan dengan aset mencapai US$554,6 miliar.

KB Kookmin Card mengambil alih 80% saham milik Farallon Capital dan Kendal Court di PT Finansia Multi Finance, dan menjadi pemegang saham mayoritas pengendali dengan komposisi pemegang saham menjadi KB Kookmin Card Corp sebanyak 80%, dan PT Finansia Pacifia Raya sebesar 20%.

Langkah tersebut sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan dalam memperluas pasar di Asia Tenggara. Indonesia sendiri dinilai memiliki potensi market yang cukup besar.

KB Financial Group baru saja menandatangani perjanjian bisnis dengan IFC pada 9 Desember 2020. Melalui perjanjian tersebut, KB Financial Group bersama IFC berencana untuk melakukan kerja sama bisnis. Contohnya pengembangan produk dan pendanaan, serta berinvestasi untuk mendorong inklusi keuangan di ASEAN, khususnya Indonesia.