Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Tangerang, Kamis 29 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Kredit Segmen Mikro Moncer, Laba BRI Meroket 34,74 Persen Jadi Rp19 Triliun

  • JAKARTA - Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 34,74% year on year (yoy) pada kuartal III

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 34,74% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Catatan laba ini ditopang oleh melejitnya penyaluran kredit di segmen mikro. 

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso membeberkan laba bersih BRI secara konsolidasi melonjak dari Rp14,12 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp19,07 triliun pada kuartal III-2021. Secara bank only, laba bersih BRI pada sembilan bulan pertama tahun ini bahkan menyentuh Rp20 triliun. 

“Laba BRI saja yang lebih tinggi ini dibandingkan konsolidasi disebabkan oleh salah satu anak usaha kami yang membukukan rugi. Ini yang perlu kami perbaiki,” papar Sunarso dalam paparan publik, Rabu, 27 Oktober 2021.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan bunga bersih (net interset income/NII)  BRI tumbuh 26,88% yoy menjadi Rp72,43 Triliun.  Hal ini merupakan imbas dari strategi BRI memperkuat segmen mikro sekaligus mengurangi fokus di segmen korporasi.

Perolehan laba ini ditopang oleh penyaluran kredit yang solid di segmen mikro. Bank pelat merah ini mengucurkan kredit ke segmen mikro sebesar Rp464,66 triliun atau lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2020 yang hanya Rp328,79 triliun.

“Penyaluran di segmen ini terbantu oleh kehadiran Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra mikro. di samping adanya pemulihan ekonomi karena melandainya penyebaran kasus COVID-19,” papar Sunarso.

Seperti diketahui, BRI kini telah terkonsolidasi dengan dua entitas baru, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Dua entitas baru milik BBRI ini, kata Sunarso, semakin memperkuat jangkauan penyaluran kredit di segmen mikro.

Selain itu, kredit di segmen kecil dan menengah pada kuartal III-2021 mencapai Rp236,77 triliun. Dengan demikian, kredit BRI kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada kuartal III-2021 mencapai Rp848,60 triliun atau setara 82,67% dari total kredit yang diberikan.

Sementara itu, kredit segmen konsumer dan korporasi pada kuartal III-2021 ini masing-masing sebesar Rp147,16 triliun dan Rp177,83 triliun. Dengan demikian, total kredit BRI secara konsolidasi sebesar Rp1.026,42 triliun atau meningkat 9,74% yoy dari posisi sebelumnya Rp935,35 triliun. 

Pertumbuhan kredit yang hampir mencapai double digit ini turut mendongkrak Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI menjadi 83,27%. Kendati demikian, Sunarso mengaku LDR saat ini masih kurang optimal.

“LDR di kisaran normal 90%-92%. Ini adalah pekerjaan rumah untuk perbankan untuk meningkatkan kredit lagi. LDR di bawah 90% menurut saya belum optimal, perlu kita dorong terus penyaluran kredit,” tegas Sunarso.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BRI pada kuartal III-2021 ini mencapai Rp1.135,31 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1.131,93 triliun. Dengan porsi dana murah (CASA) yang meningkat dari 59,2% menjadi 59,6%, cost of fund (CoF) BRI juga ikut terdorong.

“Porsi CASA meningkat sehingga biaya dana terus turun, CoF BRI turun dari 3,40% pada kuartal III-2020 menjadi 2,14% atau terendah sepanjang sejarah BRI. Kami akan terus melakukan penguatan di  retail banking sampai mikro payment,” ujar Sunarso.

Kinerja intermediasi yang meningkat serta adanya entitas bisnis baru mendorong total aset BRI melejit hingga 11,87% yoy. Total aset BRI menggunung dari Rp1.447,85 triliun menjadi Rp1.619,77 triliun. 

HIngga kuartal III-2021 ini, permodalan BRI yang tampak dari  Capital adequacy ratio (CAR)  parkir di level 24,54%. “Modal dan pencadangan kita akan terus perkuat, kami tidak ingin foya-foya  membukukan pendapatan ke laba. Harus kita salurkan untuk perkuat dua aspek itu,” ucap Sunarso.