Kredit Tersendat, Laba Bersih Bank BTPN Tinggal Rp1,75 Triliun
JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan laba bersih sebesar Rp1,75 triliun, 32% lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu faktor penyebab kontraksinya laba bersih adalah perlambatan kredit karena adanya pelemahan aktivitas bisnis dan repayment kredit yang lebih tinggi dari pemberian fasilitas kredit baru sehingga pada akhir kuartal IV-2020. “Kami memitigasi dampak dan risiko dengan […]
Industri
JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan laba bersih sebesar Rp1,75 triliun, 32% lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu faktor penyebab kontraksinya laba bersih adalah perlambatan kredit karena adanya pelemahan aktivitas bisnis dan repayment kredit yang lebih tinggi dari pemberian fasilitas kredit baru sehingga pada akhir kuartal IV-2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Kami memitigasi dampak dan risiko dengan cara memberikan pinjaman secara selektif,” kata Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana dalam keterangan resmi, Jumat, 26 Februari 2021.
Total kredit Bank BTPN turun sebesar 4% year-on-year (yoy) menjadi Rp136,2 triliun. Namun segmen korporasi masih tumbuh 4% menjadi Rp78,7 triliun yoy.
Hingga Desember 2020, restrukturisasi kredit mencapai Rp13,2 triliun atau 9,7% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi. Penurunan suku bunga dan restrukturisasi kredit berdampak pada penurunan pendapatan bunga bank.
Sebagian dari dampak penurunan ini dapat di-offset oleh penurunan beban bunga. Net interest income turun 3% menjadi Rp10,6 triliun. Biaya operasi dapat dijaga dengan baik, turun sebesar 3% (yoy).
Adapun, non performing loan (NPL) gross di level 1,21% per Desember 2020. Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, perseroan menghimpun pendanaan sejumlah Rp145,5 triliun.
Total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 16% yoy menjadi Rp100,8 triliun, dengan saldo CASA naik 14% yoy. Di sisi lain, liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 281,70% sementara Net Stable Funding Ratio (NSFR) 115,14% hingga kuartal IV-2020.
BTPN juga tercatat menumbuhkan aset sebesar 1%, dari Rp181,6 triliun menjadi Rp183,2 triliun. Sedangkan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,6%.