Kripto Bitcoin dkk Menguat Walau Suku Bunga AS Diprediksi Akan Terkerek Lebih Agresif
- Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 27 Februari 2023 pukul 10.50 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mencatat penguatan 1,41%.
Pasar Modal
JAKARTA - Bitcoin dan aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnnya menguat walaupun suku bunga Amerika Serikat (AS) diprediksi akan terkerek lebih agresif.
Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 27 Februari 2023 pukul 10.50 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mencatat penguatan 1,41%.
Pada pantauan tersebut, Bitcoin menempati posisi harga US$23.571 atau setara dengan Rp358,65 juta dalam asumsi kurs Rp15.216 per-dolar AS.
- 6 Fakta Horor Percakapan Uji Coba Chatbot AI Bing, Meresahkan!
- 5 Cara Membuat Rumah Anda jadi Tempat yang Aman untuk Masa Tua
- Tak Perlu Instal Aplikasi, Begini Cara Intip Story Instagram Seseorang Secara Anonim
Sementara itu, Ethereum (ETH) mencatat kenaikan 2,36%, Binance Coin (BNB) 1,64%, Cardano (ADA) 1,47%, Polygon (MATIC) 0,99%, dan Dogecoin (DOGE) 0,81%.
Hanya Ripple (XRP) dan Binance USD (BUSD) yang mencatat penurunan di antara 10 aset dengan kapitalisasi pasar terbesar dengan persentase masing-masing 0,57% dan 0,01%.
Kemudian, Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) tercatat stabil di posisi wajar stablecoin US$1 (Rp15.216).
Pada akhir pekan kemarin, Jumat, 24 Februari 2023 waktu setempat, Departemen Perdagangan AS merilis data yang menunjukkan kenaikan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) di atas ekspektasi.
Pada Januari 2023, inflasi PCE AS tercatat meningkat 0,6% secara bulanan atau month-to-month (mtm) dan 4,7% secara year-on-year (yoy).
Angka tersebut berada di atas ekspektasi, yang mana para pelaku pasar memprediksi inflasi PCE sebesar 0,5% mtm dan 4,4% yoy.
Data inflasi yang tercatat di atas prediksi biasanya akan menekan aset-aset berisiko, termasuk kripto, sementara dolar AS mengalami penguatan.
Pasalnya, inflasi yang di atas ekspektasi dapat membuka peluang yang lebih besar bagi bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk mengetatkan kebijakan moneternya lebih agresif pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
- Akan Berlakukan Biaya Masuk untuk Turis Asing, Ternyata Ini 4 Destinasi Wisata yang Paling Populer di Thailand
- Supermal Karawaci Digugat Lagi, Wanprestasi Rp288,63 Miliar ke Bank Artha Graha
- 66 Tahun BCA: Dibesarkan Grup Salim, Dinikmati Grup Djarum
Risalah The Fed yang dirilis pada pekan lalu pun mengindikasikan bahwa bank sentral masih mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang bisa berlangsung lebih lama.
Tim riset Tokocrypto pun menilai hal tersebut dapat memicu pelemahan pada Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya.
"Investor pun masih mencari petunjuk tentang langkah selanjutnya untuk menghadapi kondisi makroekonomi yang belum stabil," tulis tim riset Tokocrypto dikutip Senin, 27 Februari 2023.