logo
Ilustrasi perdagangan aset kripto
Fintech

Krisis atau Peluang? Dampak Tarif AS Terhadap Pasar Kripto dan Strategi Investasi Terbaik

  • Tren akumulasi institusional terhadap Bitcoin masih cukup solid. Salah satunya datang dari GameStop yang dilaporkan memiliki dana segar hingga US$1,5 miliar, yang sebagian besar kemungkinan akan diarahkan untuk investasi pada Bitcoin.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kebijakan tarif terbaru yang diumumkan oleh Amerika Serikat mulai berdampak signifikan terhadap berbagai aset global. Setelah pengumuman resmi dirilis, harga Bitcoin sempat melonjak ke level US$87.000 namun kemudian terkoreksi tajam hingga menyentuh US$83.000. 

Pasar saham Amerika Serikat pun tidak luput dari tekanan, dengan indeks Nasdaq 100 anjlok 2,3% dan S&P 500 turun 1,7% dalam sesi perdagangan pasca pengumuman.

Sejumlah saham sektor teknologi mengalami tekanan besar. Saham Tesla (TSLA) dan Palantir (PLTR) tercatat turun sekitar 8%, sementara Apple (AAPL) terkoreksi 7%. Amazon (AMZN) dan Nvidia (NVDA) juga ikut merosot masing-masing sebesar 6%. Tidak hanya itu, saham-saham ritel besar seperti Nike (NKE) dan Walmart (WMT) juga terdampak, dengan penurunan harga masing-masing sebesar 7%.

Emas Melesat, Investor Berburu Aset Aman

Berbanding terbalik dengan pasar saham dan kripto, harga emas justru melonjak hingga mendekati rekor baru di kisaran US$3.200 per ounce. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian global yang kembali meningkat akibat kebijakan tarif baru ini.

Rincian Kebijakan Tarif Baru AS

Pemerintah AS resmi memberlakukan tarif sebesar 25% untuk semua mobil impor yang efektif mulai 3 April. Selain itu, tarif umum sebesar 10% dikenakan untuk seluruh barang impor mulai 5 April. Beberapa negara juga dikenakan tarif khusus mulai 9 April, dengan rincian sebagai berikut:

  • China: 34%
  • Vietnam: 46%
  • Taiwan: 32%
  • Korea Selatan: 25%
  • Uni Eropa: 20%
  • Swiss: 31%

Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melindungi ekonomi domestik AS dari praktik perdagangan yang dinilai tidak adil selama puluhan tahun.

Potensi Inflasi dan Penundaan Penurunan Suku Bunga

Fahmi Almuttaqin, Analis dari Reku, menilai bahwa jika kebijakan ini diterapkan sepenuhnya, maka bisa memicu kenaikan inflasi yang berpotensi menunda penurunan suku bunga acuan oleh The Fed. 

Ia juga mengungkapkan bahwa meningkatnya ketidakpastian bisa membuat investor lebih berhati-hati dalam menempatkan dananya, terutama pada aset berisiko seperti saham dan kripto.

Respons Pasar dan Peluang Investasi

Meski demikian, Fahmi menekankan bahwa dampak sesungguhnya dari kebijakan ini masih akan sangat tergantung pada respons konsumen dan dunia usaha. Jika kebijakan ini justru menimbulkan lonjakan pengangguran dan potensi resesi, maka langkah stimulus seperti penurunan suku bunga bisa kembali dipertimbangkan oleh The Fed.

Ia juga menyebut bahwa volatilitas pasar saat ini bisa menjadi peluang "buy on weakness" bagi investor dengan profil risiko tinggi. 

Terlebih, tren akumulasi institusional terhadap Bitcoin masih cukup solid. Salah satunya datang dari GameStop yang dilaporkan memiliki dana segar hingga US$1,5 miliar, yang sebagian besar kemungkinan akan diarahkan untuk investasi pada Bitcoin.

Strategi DCA Cocok untuk Investor Pemula

Bagi investor pemula, strategi dollar cost averaging (DCA) dinilai efektif dalam menghadapi ketidakpastian pasar saat ini. Strategi ini memungkinkan investor mengakumulasi aset secara bertahap dalam periode tertentu, seperti setiap bulan, untuk mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik dalam jangka panjang.

Dengan kondisi pasar kripto—khususnya altcoin—dan saham AS yang telah mengalami koreksi signifikan, investor berpotensi mendapatkan peluang akumulasi di harga yang relatif rendah.

“Ketika misalnya kemudian kondisi pasar sewaktu-waktu berubah, posisi portofolio investor sudah siap untuk merealisasikan keuntungan dari hasil akumulasi yang dilakukan. Namun, investor tetap harus cermat dalam memilih aset untuk diakumulasi. Bagi investor yang tidak terlalu agresif, aset-aset dengan kapitalisasi pasar dan likuiditas terbesar menjadi opsi yang dapat dieksplorasi lebih lanjut,” ungkap Fahmi melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Selasa, 8 April 2025.

Optimalisasi Investasi dengan Fitur Packs

Untuk mempermudah penerapan strategi DCA, platform seperti Reku menyediakan fitur Packs yang memungkinkan investor berinvestasi ke berbagai aset kripto blue chip dan ETF saham AS dalam satu kali transaksi. Selain itu, fitur ini juga dilengkapi dengan sistem Rebalancing otomatis yang secara berkala menyesuaikan alokasi investasi sesuai dengan kondisi pasar terkini.

Dengan adanya fitur seperti ini, proses diversifikasi menjadi lebih praktis dan strategi investasi dapat berjalan lebih optimal serta efisien.