Warga Palestina Mengamati Saat Orang Lain Mencari Korban Sehari Setelah Serangan Israel (Reuters/Mohammed Al-Masri)
Dunia

Krisis Kemanusiaan Gaza, Bagaimana Situasi Saat Ini?

  • Badan PBB dan Palang Merah telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang melanda enklaf kecil yang dikuasai Hamas dengan 2,3 juta penduduknya, dengan kekurangan makanan, bahan bakar, air minum, dan obat-obatan yang semakin memburuk.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Hanya sedikit bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza yang terkepung saat pasukan Israel melanjutkan agresi mereka sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Badan PBB dan Palang Merah telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang melanda enklaf kecil yang dikuasai Hamas dengan 2,3 juta penduduknya, dengan kekurangan makanan, bahan bakar, air minum, dan obat-obatan yang semakin memburuk.

Israel, yang memblokade Gaza, telah menolak gencatan senjata. Mereka mengatakan Hamas akan menggunakan gencatan senjata untuk berkumpul kembali. Namun Israel telah mengizinkan jeda kemanusiaan singkat untuk penyaluran bantuan.

Pengungsian

Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, lebih dari 1,5 juta orang di Jalur Gaza diperkirakan mengungsi secara internal, termasuk hampir 800.000 orang yang tinggal di setidaknya 154 tempat penampungan PBB.

Militer Israel telah meminta warga sipil di Gaza utara untuk mengungsi ke selatan demi keselamatan mereka sendiri melalui apa yang disebut koridor. Mereka akan menangguhkan kegiatan militer selama waktu-waktu tertentu untuk memungkinkan perjalanan yang aman.

Sebanyak sekitar 200.000 orang diperkirakan telah melakukannya sejak 5 November, menurut pemantauan PBB, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan kerumunan di wilayah selatan.

Rumah Sakit

Rumah sakit utama Gaza, Al Shifa, dikepung oleh tank-tank Israel. Israel mengatakan rumah sakit itu, di Gaza utara, berada di atas terowongan yang menjadi markas para pejuang Hamas yang menggunakan pasien sebagai tameng. Hamas membantahnya.

Juru bicara kementerian kesehatan Gaza, yang berada di dalam rumah sakit Al Shifa, mengatakan pada hari Senin bahwa 32 pasien telah meninggal dalam tiga hari sebelumnya, termasuk tiga bayi yang baru lahir. 

Israel mengatakan sedang mencoba untuk mengoordinasikan transfer inkubator ke situs tersebut. “Sekitar 600-650 pasien rawat inap, 200-500 staf, dan 1.500 pengungsi internal diyakini masih berada di rumah sakit,” kata OCHA, dilansir dari Reuters, Selasa, 14 November 2023.

Seluruh rumah sakit di utara Gaza, yang menjadi fokus utama kampanye militer Israel, dikabarkan tidak beroperasi sejak hari Senin karena kekurangan pasokan listrik, serangan bom, dan pertempuran di sekitarnya, demikian disampaikan OCHA.

Rumah Sakit Al Ahli di kota Gaza dilaporkan sebagai satu-satunya fasilitas medis yang masih mampu menerima pasien, demikian disebutkan.

Pengiriman Bantuan

Bantuan sedang dikirim melalui penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir, satu-satunya penyeberangan perbatasan terbuka, tetapi hanya sebagian kecil dari pengiriman sebelum konflik yang berhasil dilalui.

Sejak pengiriman terbatas dilanjutkan pada 21 Oktober, baru sedikit lebih dari 1.000 yang berhasil masuk, demikian diinformasikan oleh OCHA. Seorang pejabat badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengatakan mereka tidak akan dapat menerima bantuan yang datang melalui Rafah pada Selasa karena truknya kehabisan bahan bakar.

Makanan dan Air

Kekurangan makanan dan air, bahkan di bagian selatan yang mendapat pasokan lebih baik, semakin memburuk, dengan pemilik toko melaporkan rak-rak kosong.

“Sejak 7 November, tidak ada toko roti yang aktif, karena kekurangan bahan bakar, air dan tepung terigu, dan karena kerusakan struktural,” kata OCHA. Philippe Lazzarini, komisioner jenderal UNRWA, mengatakan sekitar 39% kebutuhan pangan terpenuhi.

“Dua kontraktor distribusi air di Gaza selatan berhenti beroperasi pada 13 November karena kekurangan bahan bakar, menyebabkan 200.000 orang tidak memiliki akses ke air minum,” kata UNRWA.

Bahan Bakar

“Depo bahan bakar UNRWA di Gaza telah mengering, dan dalam beberapa hari badan tersebut tidak akan lagi dapat memasok rumah sakit, membuang limbah, dan menyediakan air minum,” kata ketuanya, pada Senin, 13 November 2023.

Masuknya bahan bakar tetap dilarang oleh Israel yang mengatakan dapat dialihkan ke Hamas untuk tujuan militer.