Krisis Migran Belarus Memanas, Ukraina Kerahkan Ribuan Pasukan Jaga Perbatasan
- Ukraina akan mengerahkan 8.500 tentara dan petugas polisi lainnya serta 15 helikopter, untuk menjaga perbatasannya dengan Belarus. Hal ini untuk mencegah kemungkinan upaya para migran melanggar perbatasan.
Nasional
KIEV - Ukraina akan mengerahkan 8.500 tentara dan petugas polisi lainnya serta 15 helikopter, untuk menjaga perbatasannya dengan Belarus. Hal ini untuk mencegah kemungkinan upaya para migran melanggar perbatasan.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskiy mengatakan satuan itu akan mencakup 3.000 prajurit penjaga perbatasan, 3.500 prajurit Garda Nasional, dan 2.000 petugas polisi.
"Penerbangan (dari) kementerian dalam negeri juga akan bertugas, khususnya 15 helikopter, yang akan memastikan mobilitas dan, jika perlu, akan memindahkan pasukan kami ke perbatasan," katanya Kamis 11 November 2021.
Perbatasan Ukraina dan Belarus membentang sepanjang 1.084 kilometer. Perbatasan itu dimulai dari persimpangan tiga dengan Polandia di barat dan membentang ke persimpangan tiga dengan Rusia di sebelah timur.
- GIAAS 2021 Resmi Dibuka, Berikut Pengalaman Menarik yang Bisa Kamu Temukan!
- Airlangga Sebut 6 Bulan ke Depan Jadi Momen Krusial Pemulihan Ekonomi
- Pecahkan Rekor Dunia, Bayi yang Lahir di Usia Kehamilan 21 Minggu Selamat
Negara-negara yang berbatasan dengan Belarus pada Kamis memperingatkan krisis migran di perbatasan timur Uni Eropa dapat meningkat menjadi konfrontasi militer. Lithuania, Estonia dan Latvia mengatakan Belarus menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Eropa dengan sengaja meningkatkan "serangan hybrid" menggunakan migran untuk membalas sanksi Uni Eropa.
"Ini meningkatkan kemungkinan provokasi dan insiden serius yang juga bisa meluas ke domain militer," kata pernyataan bersama menteri pertahanan kedua negara.
Para migran yang terdampar di dalam Belarus melemparkan batu dan ranting ke penjaga perbatasan Polandia dan menggunakan kayu gelondongan untuk mencoba mendobrak pagar kawat berduri semalaman dalam upaya baru untuk memaksa masuk ke UE, kata pihak berwenang di Warsawa.
Uni Eropa mengatakan Minsk mendorong ribuan migran yang melarikan diri dari bagian dunia yang dilanda perang untuk mencoba melintasi perbatasannya. Hal itu dapat menjatuhkan sanksi baru pada Belarus serta maskapai penerbangan yang mengangkut para migran segera setelah Senin.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengancam akan membalas, termasuk dengan menutup transit gas alam Rusia melalui Belarus, meskipun tidak ada tanggapan segera dari Rusia, sekutu dekatnya dan pendukung keuangannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow akan mencoba membantu Eropa mengatasi krisis energi dan berharap pihak berwenang Jerman akan segera mengesahkan pipa Nord Stream 2 yang akan membawa lebih banyak gas Rusia ke Jerman.
Moskow bereaksi dengan marah di masa lalu ketika Ukraina, mengganggu pasokan gas ke Barat dan Lukashenko telah terbukti sebagai mitra yang sulit, kadang-kadang menolak keinginannya sambil menerima pinjaman dan energi bersubsidi.
- Dua Ular Paling Mematikan di Dunia Ditemukan Sedang Kawin di Pipa Pembuangan
- Sah! Investasi UEA Senilai Rp143 Triliun Masuk ke Indonesia Lewat INA
- Sejarah Panjang Minyak Sawit hingga Jadi Penting dan Ada di Mana-Mana
Rusia mengirim dua pembom strategis untuk berpatroli di wilayah udara Belarusia pada hari Rabu untuk menunjukkan dukungan kepada sekutunya. Belarus mengatakan pesawat Rusia melakukan latihan untuk hari kedua pada hari Kamis.
"Ya, ini adalah pembom yang mampu membawa senjata nuklir," kata Lukashenko. "Tapi kita tidak punya pilihan lain. Kita harus melihat apa yang mereka lakukan di luar perbatasan."
Dia juga mengatakan ada upaya untuk mentransfer senjata ke para migran, dalam apa yang dia gambarkan sebagai provokasi dalam komentar yang dibawa oleh media pemerintah Belarus. Dia tidak memberikan bukti apa pun dan tidak jelas siapa yang dia tuduh melakukan ini.
Kremlin mengatakan Rusia tidak ada hubungannya dengan ketegangan di perbatasan dan menyebut kehadiran orang-orang bersenjata berat di kedua belah pihak menjadi sumber kekhawatiran.