Hongaria melaporkan keadaan dalam bahaya akibat krisis gas alam.
Dunia

Krisis Pasar Akibat Invasi Rusia ke Ukraina Diperkirakan Akan Berakhir, Ini Tandanya

  • Invasi Rusia di Ukraina mengguncang pasar komoditas dan mata uang pada tahun 2022

Dunia

Rizky C. Septania

MOSCOW - Invasi Rusia di Ukraina mengguncang pasar komoditas dan mata uang pada tahun 2022. Meski demikian, hingga saat ini belum ada  tanda-tanda bahwa perang ini akan berakhir.

Akibat invasi tersebut, harga minyak mentah, gas alam, dan makanan semuanya telah jatuh kembali ke tingkat sebelum perang, setelah melonjak segera setelah invasi Rusia pada akhir Februari di musim panas.

Sementara itu, euro dilaporkan telah melakukan reli 7% terhadap dolar selama tiga bulan terakhir setelah sebelumnya  jatuh di bawah paritas dengan mata uang AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade awal tahun ini.

Perang Rusia di Ukraina mengguncang pasar komoditas dan mata uang pada tahun 2022, tetapi ada tanda-tanda bahwa gangguan terburuk mungkin akan berakhir.

Harga minyak mentah, gas alam, dan makanan semuanya telah jatuh kembali ke tingkat sebelum perang, setelah melonjak segera setelah invasi Rusia pada akhir Februari, dan sekali lagi di musim panas.

Meski demikian, sejumlah pengamat memperkirakan invasi Rusia ke Ukraina bakal segera berakhir. Kesimpulan ini ditarik berdasar tren dari grafik pasar yang diamati oleh sejumlah analis.

Berikut adalah lima grafik yang menunjukkan bahwa krisis pasar yang dipicu oleh invasi Rusia akhirnya akan segera berakhir.

1. Harga Minyak Mentah

Belakangan terakhir, harga energi terpantau kembali merosot seperti sebelum terjadinya perang. Sebelumnya diketahui bahwa harga minyak patokan melonjak dalam minggu-minggu setelah perang pecah di Ukraina. Nilai ini kian memuncak di kisaran harga US$130 per barel pada 8 Maret.

Seperti diketahui, Rusia adalah pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia. Oleh sebab itu,   sanksi barat terhadap Kremlin seperti embargo minyak AS menekan pasokan global dan mendorong harga lebih tinggi.

Namun sejak Juli,  harga minyak Brent dan WTI  terus turun  dan sekarang diperdagangkan mendekati level sebelum perang di sekitar U$80 per barel.

Kombinasi resesi global dan kenaikan suku bunga bank sentral tahun depan dapat semakin menekan harga, bahkan jika perang antara Rusia dan Ukraina berlarut-larut, kata ahli strategi.

"Sebagian besar, harga minyak telah turun dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga di banyak negara maju," kata Jorge Leon, ahli strategi riset pasar minyak senior di Rystad Energy.

"Memburuknya situasi di Ukraina juga dapat memberikan sinyal bearish ke pasar sebagai akibat dari perlambatan ekonomi global," katanya seperti dikutip dari Insider Senin, 2 Januari 2023.

2. Harga Gas Bumi

Harga gas alam melonjak di musim panas juga. Futures TTF Netherland  naik hampir 300% antara Februari dan akhir Agustus karena Rusia memutus aliran melalui jalur pipa utama seperti Nord Stream 1.

Tapi seperti minyak, patokan harga gas alam telah turun di paruh kedua tahun ini menjadi di bawah 100 europer megawatt jam. Itu artinya,  gas bumi hanya naik sekitar 10% dari level pra-invasi.

Uni Eropa meminta negara anggotanya untuk mencoba mencapai target penyimpanan gas mereka beberapa bulan lebih awal, setelah Rusia menginvasi Ukraina. Sementara itu, negara-negara termasuk Jerman dan Yunani telah membeli terminal terapung  sehingga mereka dapat mengimpor gas alam cair melalui laut.

"Krisis gas untuk musim dingin ini telah berakhir. Kombinasi tingkat persediaan yang sangat kuat dan catatan pengiriman LNG kemungkinan besar akan mencegah risiko pasokan," kata kepala strategi komoditas Saxo Bank Ole Hansen.

3. Harga Makanan

Ukraina sering digambarkan sebagai keranjang roti bagi Eropa lantaran  memproduksi dan mengekspor gandum serta jagung  dalam jumlah besar ke benua Biru.

Invasi Rusia pada bulan Februari memicu kekhawatiran akan krisis pangan global yang berkepanjangan. Ini tentunya berdampak akan nilai inflasi yang  sebelumnya sudah  lebih tinggi.

Harga gandum berjangka naik hampir dua kali lipat menjadi US$14,25 per gantang dua minggu setelah pecahnya perang. Sementara harga jagung berjangka naik tipis 16% menjadi US$7,81 per gantang antara Februari dan Juli.

Tapi seperti minyak dan gas alam, kedua komoditas sekarang diperdagangkan mendekati level sebelum perang.

4. Nilai Tukar Euro

Nilai Euro anjlok terhadap dolar dengan cepat setelah invasi Rusia. Kinerja mata uang Eropa ini bahkan terpantau terus berjuang kembali ke titik awal  hampir sepanjang tahun 2022.

Perang di Ukraina memukul kepercayaan investor terhadap ekonomi zona eropa.  Sementara kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif membuat dolar lebih menarik daripada euro bagi investor yang mencari imbal hasil yang lebih tinggi. 

Euro turun di bawah paritas dengan greenback untuk pertama kalinya dalam 20 tahun pada 2 September dan diperdagangkan di bawah 96 sen pada akhir bulan itu untuk level terlemahnya di tahun 2022.

Namun saat ini, Euro telah bangkit kembali pada kuartal terakhir tahun ini, naik lebih dari 10% hingga mencapai US$1,06.