Ilustrasi Apartemen
Dunia

Krisis Properti Belum Membaik, Harga Rumah China Merosot Tahun Ini

  • Harga rumah baru China di bulan Desember turun 0,2% bulan ke bulan

Dunia

Rizky C. Septania

BEIJING - Harga rumah baru China terpantau turun dalam lima bulan berturut-turut pada bulan Desember. Penurunan harga hunian disebabkan lantaran merebaknya wabah COVID-19 yang mengurangi permintaan.

Mengutip Reuters Senin, 16 Januari 2023, harga rumah baru China di bulan Desember turun 0,2% bulan ke bulan. Menurut data data Biro Statistik Nasional (NBS), laju penurunan menunjukan angka  yang sama seperti di bulan November.

Seperti diketahui, pasar properti China memang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Selama delapan bulan berturut-turut, penurunan harga mencapai 1,5%, turun selama delapan bulan berturut-turut. Pada November, harga rumah China turun hingga  1,6%.

Pada Desember, 55 dari 70 kota mengalami penurunan harga rumah baru dari bulan ke bulan, empat lebih banyak dari pada bulan November menurut data NBS. 

Sebelum pandemi melanda, sektor properti, menjadi pendorong utama ekonomi negeri Tirai Bambu. Bahkan, sektor ini menjadi sumber ekonomi terbesar kedua di dunia.

Sayangnya, banyak perusahaan properti China sangat terperosok tahun lalu lantaran pengembang yang dililit utang gagal menyelesaikan proyek yang macet dan menyebabkan boikot hipotek oleh beberapa pembeli.

Pembuat kebijakan telah meluncurkan banyak langkah pendukung untuk menopang sektor ini. Bank sentral mengatakan awal bulan ini bahwa untuk kota-kota di mana harga jual rumah baru turun selama tiga bulan berturut-turut. Pemerintah China juga membuat peraturan bahwa  batas bawah tingkat hipotek dapat diturunkan atau dihapuskan untuk pembeli rumah pertama kali secara bertahap.

Untuk melonggarkan pembatasan pinjaman untuk pengembang properti, regulator akan meningkatkan aturan " tiga garis merah " untuk 30 perusahaan percontohan, lapor media pemerintah Xinhua pekan lalu. Kebijakan tersebut membatasi jumlah pinjaman baru yang dapat dinaikkan oleh pengembang properti setiap tahun dengan membatasi rasio utang mereka.

Ekonom dan analis percaya lebih banyak langkah dukungan akan diluncurkan tahun ini untuk merangsang permintaan rumah, sebagai bagian dari tujuan keseluruhan Beijing untuk meningkatkan ekonomi US$17 triliun atau setara Rp266 Kuadriliun(asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS) setelah penurunan tajam akibat COVID pada tahun 2022.

Bulan ini, pembatasan pandemi yang ketat di China mulai ditanggalkan. Hal ini menjadi harapan  tetapi pembongkaran pembatasan agar prospek pasar properti China kembali cerah. 

Sayangnya, pembukaan kembali ekonomi telah menyebabkan gelombang infeksi COVID yang kemungkinan besar akan menghambat aktivitas ekonomi dan membebani rumah tangga setidaknya selama beberapa bulan.