Kritik Pemerintah China dan Hilangnya Bos Alibaba Jack Ma hingga Kekayaan Turun Rp148 Triliun
Pendiri raksasa e-commerce Alibaba, Jack Ma dikabarkan menghilang secara misterius setelah berkonflik dengan pemerintah China. Kabar kehilangannya sebenarnya telah terdengar sejak Oktober 2020 lalu.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Pendiri raksasa e-commerce Alibaba, Jack Ma dikabarkan menghilang secara misterius setelah berkonflik dengan pemerintah China. Kabar kehilangannya sebenarnya telah terdengar sejak Oktober 2020 lalu.
Dikutip dari The Telegraph, Senin 4 Januari 2021, Jack Ma telah mengkritik regulator keuangan serta bank pemerintah Tiongkok saat ia menjadi pembicara di suatu konferensi teknologi finansial.
Taipan Negeri Tirai Bambu itu menyerukan reformasi terhadap sistem keuangan yang ia sebut telah menghambat inovasi. Bahkan ia menyebut regulator perbankan China sebagai “perkumpulan orang tua”.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Ia juga mengatakan bahwa Bank China beroperasi dengan mentalitas “pegadaian”. Sontak, kritikannya ditanggapi serius oleh pemerintah karena dianggap menyerang partai penguasa, komunis.
Tak lama setelah itu, perusahaan afiliasi Alibaba, Ant Group terkena imbasnya. Pemerintah menghentikan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Ant Group senilai US$37 miliar atau setara Rp521,7 triliun (asumsi kurs Rp14.100 per dolar Amerika Serikat).
Parahnya, kebijakan ini merupakan keputusan Presiden China, Xi Jinping. Ia diketahui meminta regulator untuk menghentikan IPO Ant Group dua hari sebelum perusahaan melantai di bursa saham Shanghai dan Hong Kong.
Sejak November 2020, Jack Ma diketahui tidak kembali aktif di Twitter. Bahkan, ia tidak lagi tampil dalam acara televisi reality show miliknya sendiri.
Tak hanya itu, berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaannya juga menyusut menjadi US$51,2 miliar atau setara Rp721,9 triliun. Padahal pada Oktober 2020 lalu, kekayaannya masih sekitar US$61,7 atau Rp870 triliun. (SKO)