Padang Lamun
Energi

KTT AIS 2023, Menteri Trenggono Bicara Mitigasi dan Potensi Karbon Biru Lamun

  • Pada KTT AIS 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan Trenggono menyebut, Indonesia menjadi rumah bagi sekitar 11,5% lamun dunia. Lamun adalah jenis tanaman yang tumbuh di laut dan dapat berfungsi sebagai penyerap CO2.

Energi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Pada side events Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KKP) meluncurkan Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun Senin, 09 Oktober 2023 di Bali. 

Dalam forum KTT AIS 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa peluncuran dokumen tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan potensi karbon biru.

Menteri Trenggono mengatakan Indonesia memiliki peluang besar memanfaatkan ekosistem karbon biru sebagai salah satu solusi mengatasi perubahan iklim. Hal ini tidak terlepas dari 17% cadangan karbon biru dunia ada di wilayah maritim Tanah Air.

“Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun ini juga akan berfungsi sebagai peta jalan bagi upaya Indonesia untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru, meningkatkan potensi penyimpanan karbon untuk kepentingan planet kita dan generasi mendatang,” ujar Menteri Trenggono dalam siaran pers Kemen KKP. 

Trenggono menyebut pada Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun, Indonesia akan fokus intervensi regulasi pemanfaatan ruang laut dan melakukan restorasi padang lamun. Hasilnya, diproyeksikan adanya penurunan emisi karbon secara signifikan pada 2030.

Selain itu, KKP turut mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam upaya perlindungan padang lamun, serta terlibat aktif dalan upaya pengumpulan data tanaman ini yang tersebar di berbagai penjuru maritim Indonesia. 

“Untuk mendukung hal ini, tengah dikembangkan aplikasi yang mudah digunakan oleh masyarakat dan pembangunan the Blue Carbon Room, ruang terpusat untuk memantau aktivitas karbon biru di Indonesia,” papar Trenggono.

Apa itu Karbon Lamun?

Menurut laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-KKP, lamun adalah tanaman sejati yang hidup di lingkungan laut, memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tingkat salinitas yang bervariasi, yakni dalam kisaran lebar antara 10 hingga 40 PSU, serta menghadapi pasang surut air laut. 

Secara umum, lamun memiliki potensi untuk membentuk padang lamun yang luasnya dapat mencapai ribuan hektar. Fungsi ekologis dari padang lamun mencakup perannya sebagai sumber makanan bagi berbagai fauna laut seperti penyu hijau, dugong, dan beronang, selain juga menjadi area penting untuk pemijahan dan pembesaran berbagai jenis biota laut. 

Selain manfaat tersebut, padang lamun juga memainkan peran ekologis serupa dengan hutan di daratan dalam mengurangi kadar karbon dioksida (CO2) dalam lingkungan. Temuan penelitian pada Agustus 2009 hingga Juli 2010 yang dilakukan pada ekosistem lamun di Teluk Banten mengindikasikan bahwa lamun dapat berfungsi sebagai penyerap CO2 yang telah terbukti mampu mengatasi tekanan parsial CO2 antara atmosfer dan air. 

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa padang lamun memiliki dampak positif dalam mengurangi konsentrasi karbon dioksida, memberikan kontribusi terhadap keseimbangan ekosistem laut serta mitigasi perubahan iklim.

Trenggono menyebut Indonesia, menjadi rumah bagi sekitar 11,5% lamun dunia. Hal ini sangatlah cocok pengembangan karbon biru di Indonesia dan perlu memperhitungkan ekosistem lamun sebagai bagian penting penyangga karbon biru.

Oleh sebab itu, ekosistem lamun pun akan menjadi solusi berbasis alam yang efisien untuk mitigasi perubahan iklim karena menyimpan cadangan karbon tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan luasan setara hutan darat.

Sebagai informasi, profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun yang merupakan kerja sama KKP dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, berisi hasil perhitungan pengurangan emisi dari ekosistem lamun yang bertujuan untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru serta meningkatkan potensi penyimpanan karbon.