Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida
Dunia

KTT ASEAN: PM Jepang Terangkan Soal Pembuangan Limbah Nuklir

  • Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida angkat bicara soal pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit nuklir Fukushima di sela KTT ke-43 ASEAN Jakarta, Rabu 6 September 2023. Penjelasan itu turut disampaikan pada Perdana Menteri China Li Qiang.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida angkat bicara soal pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit nuklir Fukushima di sela KTT ke-43 ASEAN Jakarta, Rabu 6 September 2023. Penjelasan itu turut disampaikan pada Perdana Menteri China Li Qiang.

Diketahui, Jepang mulai melepaskan limbah nuklir tersebut bulan lalu yang menuai ritik kras China. Negeri Tirai Bambu pun memberlakukan larangan total terhadap semua impor produk perikanan dari Jepang.

Pembangkit Fukushima non-aktif setelah gempa bumi dan tsunami besar pada tahun 2011. Hal itu memicu meledaknya reaktor nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi, yang merupakan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl 25 tahun sebelumnya.

Kini Jepang tengah berupaya melepaskan air radioaktif di bekas pembangkit nuklir tersebut dalam beberapa tahun ke depan. “Saat berbincang, saya menjelaskan posisi Jepang mengenai air yang telah diolah kepada Perdana Menteri Li,” kata Kishida. Dia tidak ingin mengungkapkan bagaimana respons Li.

Kishida menghindari memberikan komentar langsung mengenai apakah dia telah meminta agar larangan impor produk perikanan dicabut selama pembicaraannya dengan Li. Dia menambahkan belum ada keputusan mengenai apakah dia akan berbicara dengan Li lagi di sela-sela KTT Kelompok 20 (G20) yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Pertemuan dengan Li merupakan kali pertama kedua pemimpin ini bertemu secara langsung, demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Jepang. Ini juga merupakan pembicaraan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak pelepasan air dari pembangkit Fukushima.

Kunjungan ke China oleh kepala partai koalisi junior Jepang pada akhir Agustus lalu ditunda karena memburuknya hubungan antara Tokyo dan Beijing setelah pelepasan air tersebut.

Air tersebut telah diolah untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, sebuah radionuklida yang sulit dipisahkan dari air, dan kemudian diencerkan hingga mencapai tingkat yang diterima secara internasional sebelum dilepaskan ke dalam laut.