Presiden AS Joe Biden mengunjungi RajGhat memorial Bersama Perdana Menteri India Narendra Modi dan Para Pemimpin G20
Dunia

KTT G20 India Hindari Kutuk Rusia, Upayakan Perdamaian di Ukraina

  • Konsensus itu cukup mengejutkan. Dalam beberapa pekan menjelang pertemuan, pandangan yang sangat berbeda mengenai perang Ukraina telah mengancam menggagalkan pertemuan tersebut.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Para pemimpin negara G20 sepakat mendorong perdamaian dunia dan tidak menggunakan kekerasan untuk merebut wilayah negara lain dalam KTT G20 di India akhir pekan lalu. 

Deklarasi Pemimpin tersebut menghindari kalimat mengutuk Rusia dalam perang di Ukraina. Mereka lebih menyoroti penderitaan manusia yang disebabkan konflik tersebut dan meminta semua negara untuk tidak menggunakan kekuatan untuk merebut wilayah.

Hal itu disampaikan Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari pertama pertemuan puncak KTT G20 akhir pekan lalu di New Delhi. "Di balik kerja keras semua tim, kami sudah menerima konsensus mengenai Deklarasi KTT Pemimpin G20. Saya mengumumkan pengadopsian deklarasi ini," kata Modi kepada para pemimpin G20, dikutip dari Antara, Senin 11 September 2023. 

Amerika Serikat maupun Rusia sama-sama memberi pujian atas konsensus yang tidak mengutuk Moskow atas perang di Ukraina. Konsensus itu cukup mengejutkan. Dalam beberapa pekan menjelang pertemuan, pandangan yang sangat berbeda mengenai perang Ukraina telah mengancam menggagalkan pertemuan tersebut. 

Negara-negara Barat menuntut G20 mengecam Moskow atas invasi tersebut. Sementara Rusia mengatakan mereka akan menghalangi setiap resolusi yang tidak mencerminkan posisinya.

Modi, meminta para pemimpin G20 untuk mengadakan pertemuan virtual pada bulan November untuk meninjau kemajuan usai konsensus tersebut. “Tanggung jawab kita untuk meninjau saran yang telah diajukan guna mempertimbangkan bagaimana kemajuan dapat dipercepat,” katanya.

Dilansir dari Reuters, Senin 11 September 2023, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, yang memimpin delegasi Rusia, mengatakan KTT tersebut adalah keberhasilan bagi India dan bagi Global South, negara-negara berkembang di dunia. “Posisi Global South dalam pembicaraan membantu mencegah agenda G20 dibayangi oleh Ukraina,” katanya.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan KTT telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam membela prinsip bahwa negara tidak boleh menggunakan kekuatan untuk mencari akuisisi wilayah atau melanggar integritas wilayah dan kedaulatan atau kemerdekaan politik negara lain.

Jerman dan Inggris juga mengapresiasi resolusi tersebut. Namun Ukraina mengatakan hal itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan G20, yang didirikan untuk menyelesaikan masalah ekonomi internasional, bukanlah tempat yang tepat untuk mengharapkan kemajuan diplomasi dalam perang di Ukraina.

Namun, dia mengatakan deklarasi G20 bukanlah kemenangan diplomatik bagi Rusia. “Pertemuan G20 ini sekali lagi menegaskan isolasi Rusia. Hari ini, mayoritas anggota G20 mengutuk perang di Ukraina dan dampaknya,” ujar Macron dalam konferensi pers setelah upacara penutupan KTT.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan invasi Rusia ke Ukraina adalah sesuatu yang bisa mengguncang dasar kerja sama di G20. Selain itu, hal tersebut memiliki dampak besar pada ekonomi global melalui perkembangan seperti kenaikan terus-menerus harga makanan dan energi.

Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah mengakibatkan puluhan ribu orang tewas, jutaan lainnya mengungsi, dan menciptakan kekacauan ekonomi di seluruh dunia. Moskow, yang menyatakan bahwa mereka sedang melakukan “operasi militer khusus” di sana, menyangkal melakukan kejahatan apa pun.