KTT G20: India Usul Pelibatan Rusia dan China Bahas Krisis Ukraina
- Pemerintah India mengusulkan agar pernyataan G20 yang mengutuk perang di Ukraina juga mencakup pandangan dari Rusia dan China. Hal itu untuk menghindari kebuntuan antara dua blok besar di dunia saat ini.
Dunia
JAKARTA - Pemerintah India mengusulkan agar pernyataan G20 yang mengutuk perang di Ukraina juga mencakup pandangan dari Rusia dan China. Hal itu untuk menghindari kebuntuan antara dua blok besar di dunia saat ini.
Para pemimpin, termasuk Presiden AS Joe Biden, berkumpul di New Delhi akhir pekan ini untuk KTT G20, sebuah pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, tindakan iklim, dan keringanan utang bagi negara-negara miskin.
Namun, perdebatan antara 20 ekonomi terbesar di dunia telah terhambat oleh perbedaan pendapat mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang semakin memperkeras sejak pertemuan di Bali tahun lalu.
Negara-negara Barat menginginkan sebuah kecaman keras sebagai syarat untuk menyetujui deklarasi Delhi. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang akan hadir sebagai pengganti Presiden Vladimir Putin, telah menyatakan bahwa Moskow akan menghalangi deklarasi final jika tidak mencerminkan pandangan mereka.
- Kembangkan BTS Hijau, Telkomsel Raih TrenAsia ESG Award 2023
- TrenAsia ESG 2023: Matahari jadi Teladan Bisnis Berkelanjutan
- Kredit Konsumtif Terus Mendominasi Fintech Lending, OJK Imbau untuk Genjot Kredit Produktif
Dilansir dari Reuters, Jumat 8 September 2023, India telah mengusulkan agar G20, sambil mengutuk penderitaan akibat invasi Rusia, juga mencerminkan pandangan Moskow dan Beijing bahwa forum ini bukanlah tempat untuk urusan geopolitik. "Kita berusaha menciptakan situasi di mana semua pihak, termasuk Rusia, G7, dan China, merasa puas bahwa pandangan mereka terwakili,” kata salah satu pejabat India.
Pilihan lainnya adalah menyampaikan pernyataan yang lebih umum mengenai perang dalam deklarasi bersama. Perdana Menteri India Narendra Modi berupaya menggunakan kepemimpinan India dalam G20 untuk memperlihatkan kebangkitannya sebagai kekuatan besar yang memiliki kemampuan untuk menciptakan kesatuan dalam isu-isu global besar.
Jika pertemuan di Delhi gagal menghasilkan pernyataan bersama, hal itu akan menjadi yang pertama dalam sejarah pertemuan G20 dan mungkin memunculkan pertanyaan mengenai kelangsungan kelompok ini.
“Ini tentu akan mengakibatkan krisis kepercayaan dalam kelompok tersebut,” kata Creon Butler, direktur Program Ekonomi Global dan Keuangan di think tank Chatham House di London.
Pada KTT di Bali, para pemimpin berhasil menghasilkan sebuah deklarasi pada jam kesebelas setelah berdebat tentang konflik tersebut selama beberapa hari. Butler memprediksi akan ada banyak perenungan dan spekulasi mengenai KTT di India.
Namun pada akhirnya negara-negara akan tetap mempertahankan format G20 karena ini merupakan penghubung penting antara blok G7 negara-negara terkaya dan dunia berkembang.