<p>Tampak karyawan sedang melayani nasabah di Kantor Pusat Bank Bukopin di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2020. Pemegang saham terbesar kedua PT Bank Bukopin Tbk. , KB Kookmin Bank berencana menjadi pemegang saham mayoritas dengan membidik 51% saham perseroan. Untuk bisa mengenggam 51 persen saham, Kookmin Bank akan meningkatkan porsi dari 22 persen ke 26 persen dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) V Bank Bukopin tahun ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Kualitas Kredit Memburuk, Bank KB Bukopin (BBKP) Berupaya Mempertebal Modal Inti

  • PT Bank KB Bukopin TBk (BBKP) mengalami perburukan dari segi kualitas kredit yang diberikan pada semester I-2021. Bersamaan dengan kondisi ini, BBKP berupaya mempertebal modal inti dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan.
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Bank KB Bukopin TBk (BBKP) mengalami perburukan dari segi kualitas kredit yang diberikan pada semester I-2021. Bersamaan dengan kondisi ini, BBKP berupaya mempertebal modal inti dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan.

Penyaluran kredit BBKP pada semester I-2021 diketahui turun 3,4% secara tahunan (year on yar/yoy). Jumlah penyaluran kredit BBKP merosot dari Rp56,87 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp54,89 triliun pada semester I-2021.

Dari realisasi itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BBKP melesat dari 5,25% menjadi 8,56%. Kompak, NPL Net BBKP juga merangkak naik dari 3,33% menjadi 4,92%.

Catatan NPL gross dan net BBKP berada jauh di atas rata-rata industri yang masing-masing sebesar 3,24% dan 1,06% pada semester I-2021. Kendati demikian, BBKP juga mengambil langkah antisipatif dengan menaikkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif dari 2,22% menjadi 4,68%.

Modal inti utama BBKP tercatat rontok dari Rp7,06 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp5,71 triliun pada semester I-2020. BBKP hanya memiliki selisih Rp700 miliar dengan batas bawah klasifikasi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III yang sebesar Rp500 miliar.

Maka dari itu, BBKP coba mempertebal modal inti dengan menggelar obligasi berkelanjutan. Berdasarkan prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), BBKP bakal menggelar obligasi berkelanjutan tahap I pada tahun ini untuk mengincar dana Rp1 triliun.

BBKP bakal menerbitkan surat utang seri A dengan jangka jatuh tempo tiga tahun dan seri B dengan jangka lima tahun. Dengan target dana serupa, BBKP juga bakal menerbitkan obligasi subordinasi berkelanjutan III tahap 1 pada tahun ini.

Untuk obligasi subordinasi berkelanjutan III, BBKP bakal menerbitkan surat utang seri A dengan tenor lima tahun dan seri B yang bakal jatuh tempo pada 2028.

Obligasi ini telah mendapatkan prospek yang stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Lembaga tersebut menaikan peringkat obligasi berkelanjutan Bank KB Bukopin dari idAA+ menjadi IdAAA.

Hingga semester I-2021, Kookmin Bank Co., Ltd dari Korea Selatan masih menjadi pemegang saham pengendali (PSP) dengan porsi kepemilikan sebesar 67%. Disusul PT Bosowa Corporindo sebesar 8,84%, Negara Indonesia 3,18%, dan publik 20,98%.

BBKP pun masih mencatatkan kinerja positif pada semester I-2021. Perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 194% secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama tahun ini.

Laba bersih BBKP terbang dari Rp21,75 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp152,60 miliar pada semester I-2021. Padahal, pendapatan bunga BBKP pada semester I-2021 ini mengalami tekanan cukup dalam.

Pendapatan bunga BBKP terkorelasi hingga 39% yoy menjadi Rp2,02 triliun dari sebelumnya Rp3,31 triliun pada semester I-2020. Dengan beban bunga sebesar Rp1,63 triliun, pendapatan bunga bersih BBKP pada semester I-2021 ini mencapai Rp389,82 miliar.

Capaian itu lebih rendah 49% dibandingkan semester I-2020 yang mencapai Rp768,59 miliar. Rupanya, pertumbuhan laba bersih yang signifikan itu dipicu oleh kemampuan BBKP meredam beban operasional hingga hampir 6 kali lipat.

Beban operasional BBKP rontok dari RP705,32 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp166,64 miliar pada semester I-2021.  Hal ini membuat laba bersih BBKP berhasil tumbuh meski pendapatan bunga mengalami tekanan.