Kualitas Udara Jakarta Nomor 3 Terburuk di Dunia, Ini Cara Menyikapinya
- Kondisi udara di Jakarta hanya lebih baik dari Johannesburg, Afrika Selatan dan Doha, Qatar, dari sejumlah kota yang disurvei.
Nasional
JAKARTA—Kualitas udara DKI Jakarta terus memburuk dari waktu ke waktu. Indeks kualitas udara di Ibu kota bahkan kini menjadi terburuk ketiga di dunia, terhitung hari Selasa 6 Juni 2023. Kondisi di Jakarta hanya lebih baik dari Johannesburg, Afrika Selatan dan Doha, Qatar, dari sejumlah kota yang disurvei.
Hal itu diketahui dari riset IQAir, sebuah perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss yang berfokus pada pemantauan kualitas udara, perlindungan terhadap polutan dan produk pembersih udara. Dilansir dari laman IQAir, Rabu 7 Juni 2023, indeks kualitas udara di Jakarta menyentuh angka 152 atau kondisi “tidak sehat”.
Angka ini meningkat cukup tajam dibanding saat kondisi usai Lebaran. Pada 3 Mei 2023, kualitas udara Jakarta berada di poin 118 atau masuk kategori “tidak sehat bagi kelompok sensitif”. Adapun polutan utama di DKI Jakarta saat ini adalah PM2.5 dengan nilai konsentrasi 57 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). Konsentrasi polutan tersebut mencapai 7,2 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditentukan WHO.
- 10 Aplikasi Ini Dilaporkan Memuat Spyware Mampu Curi Data Pengguna, Segera Hapus!
- Kapal Perang China Potong Jalan Kapal Tempur AS yang Melintas di Selat Taiwan, Provokasi?
- WWDC 2023: Apple Resmi Hentikan Panggilan Hey Siri
10 Besar Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia
1. Johannesburg, Afrika Selatan: 166
2. Doha, Qatar: 153
3. Jakarta, Indonesia: 152
4. Dhaka, Bangladesh: 139
5. Kathmandu, Nepal: 125
6. New York, Amerika Serikat: 109
7. Santiago, Cile: 107
8. Milan, Italia: 103
9. Toronto, Kanada: 103
10. Riyadh, Arab Saudi: 102
Cara Antisipasi Udara Buruk
Dilansir dari Health Line, kualitas udara yang buruk dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Sejumlah efek negatifnya seperti gangguan sistem pernapasan, gangguan kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung), gangguan kehamilan dan janin, hingga kanker.
Menurut sejumlah riset, PM 2.5 memiliki partikel yang menyebabkan terjadinya kanker atau karsinogenik. Hal itu bisa terjadi apabila seseorang menghirup partikel tersebut dalam jumlah yang banyak. PM 2.5 merupakan polutan berukuran sangat halus yang dapat masuk ke tubuh melalui darah.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk merespons kualitas udara yang buruk di Jakarta? Salah satu yang bisa dilakukan yakni menggunakan masker jika sedang beraktivitas di luar ruangan. Jika sedang di dalam ruangan, gunakanlah penyaring udara atau air purifier.
Menutup jendela juga bisa menjadi opsi apabila udara kotor sudah terasa hingga ke dalam ruangan. Selain itu, ada baiknya untuk menambah ketahanan tubuh dengan mengonsumsi air mineral yang cukup dan asupan makanan bergizi. Jangan lupa mengonsumsi vitamin sesuai kebutuhan.