Kuartal I-2021, Emiten Tambang MDKA Milik Sandiaga Uno dan Boy Thohir Merugi Rp71 Miliar
Emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$4,9 juta atau setara Rp71 miliar (asumsi kurs Rp14.492 per dolar Amerika Serikat) sepanjang tiga bulan pertama 2021
Korporasi
JAKARTA – Emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$4,9 juta atau setara Rp71 miliar (asumsi kurs Rp14.492 per dolar Amerika Serikat) sepanjang tiga bulan pertama 2021.
Padahal, pada periode yang sama 2020, emiten tambang milik konglomerat Sandiaga Uno dan Boy Thohir ini masih meraup laba Rp215,9 miliar.
Hal sama juga terjadi pada pendapatan perseroan yang turun hingga 33,1% year-on-year (yoy). Pada periode ini, nilainya turun menjadi Rp673,8 milar, dari Rp1,5 triliun per kuartal I-2020.
Dalam laporan keuangan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 19 Mei 2021, turunnya pendapatan ini disebabkan oleh merosotnya penjualan emas, perak, dan tembaga katoda pada pihak ketiga.
Untuk ekspor, penjualan produk tersebut tercatat US$40 juta, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$108 juta. Di sisi lain, penjualan domestk masih lebih tinggi, yakni dari US$1 juta menjadi US$5,9 juta.
Perseroan pun telah berupaya menekan beban pokok penjualan, terbukti dari berkurangnya pengeluaran yang semula rugi hingga Rp1 triliun menjadi rugi Rp705,7 miliar.
Sebaliknya, total liabilitas MDKA mengalami kenaikan tipis 2% dari Rp5,3 trilun per akhir 2020, menjadi Rp6,36 triliun per kuartal I-2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Salah satu Direktur MDKA David Thomas Fowler bilang, kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada pos utang obligasi bagian lancar sebesar US$38,6 juta dan bagian tidak lancar sebesar US$62,8 juta.
“Ini sehubungan dengan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun,” tulisnya. Total ekuitas MDKA juga naik 28,4% menjadi Rp10,4 triliun. Pada periode akhir 2020, total ekuitas perseroan tercatat Rp8,1 triliun.
Pendorong Kenaikan Aset
Adapun total aset perseroan per kuartal I tahun ini tercatat Rp16,8 triliun, meningkat 25,3% dibandingkan dengan Rp13,4 triliun per akhir 2020.
Peningkatan aset tersebut disebabkan oleh kenaikan pada pos kas dan bank sebesar US$226,3 juta dan piutang lain-lain sebesar US$20,9 juta.
“Penyebabnya, ada kenaikan kas di bank atas peningkatan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.007.259.165 saham dengan jumlah Rp2,4 triliun,” tambahnya,
Selain itu, didorong pula oleh penerbitan Obligasi Berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp1,5 triliun. Di sisi lain, kenaikan piutang lain-lain atas klaim asuransi juga dialami oleh perseroan. Hal ini disebabkan oleh kerusakan material dan gangguan bisnis di proyek tambang Tujuh Bukit sebesar US$20 juta. (RCS)