Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers, Kamis 22 Juli 2021
Korporasi

Kuartal I-2022, Laba BCA (BBCA) Naik 14,6% Jadi Rp8,1 Triliun

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp8,1 triliun pada 31 Maret 2022, naik 14,6% secara tahunan (YoY) dari posisi 31 Maret 2021 yang sebesar Rp7,04 triliun.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp8,1 triliun pada 31 Maret 2022, naik 14,6% secara tahunan (YoY) dari posisi 31 Maret 2021 yang sebesar Rp7,04 triliun.

Pertumbuhan laba didukung oleh pertumbuhan bisnis, antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA. 

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menyatakan total kredit perusahaan naik 8,6% YoY dari Rp586,8 triliun menjadi Rp637,1 triliun. Pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, baik kredit untuk korporasi (9,2%), komersil dan UKM (8,2%) maupun konsumsi (7,6%). 

“Tren pertumbuhan kredit cukup menggembirakan dengan pertumbuhan sebesar 8,6%, lebih besar dari kuartal sebelumnya 8,2%. Meskipun secara year to date belum semua meningkat secara pesat, tapi dari korporasi dan kosnumen sudah positif sudah ada peningkatan,” kata dia di Jakarta, Kamis, 21 April 2022.

Ditambahkan, kredit korporasi naik 9,2% YoY mencapai Rp286,9 triliun di Maret 2022, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. Seiring dengan aktivitas bisnis yang membaik, kredit komersial dan UKM naik 8,2% YoY menjadi Rp188,8 triliun. 

Sementara itu, pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh segmen KPR, yakni tumbuh 9,8% YoY menjadi Rp98,2 triliun. KKB mencetak rebound dengan naik 3,6% YoY menjadi Rp41,6 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp12,0 triliun. 

Total portofolio kredit konsumer naik 7,6% YoY menjadi Rp154,8 triliun. Pengajuan aplikasi kredit konsumer baru dari BCA Expoversary 2022 diharapkan akan berkontribusi positif bagi penyaluran kredit baru yang lebih tinggi di triwulan II tahun ini. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,6% YoY menjadi Rp637,1 triliun di Maret 2022.  

Khusus untuk kredit terkaiti environmental, social, and governance (ESG), tercatat mencapai Rp161,6 triliun di Maret 2022. Angka tersebut naik sebesar 25,6% YoY, dan berkontribusi hingga 24,9% dari total portofolio pembiayaan BCA. 

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 13,8% di triwulan I 2022, dibandingkan 19,4% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,3%, didukung kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Sementara itu, di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) terus tumbuh secara berkelanjutan, naik hingga 21,7% YoY di Maret 2022, mencapai Rp798,2 triliun, berkontribusi hingga 80% dari total dana pihak ketiga. Ini merupakan hasil dari inovasi layanan digital yang konsisten serta ekspansi ekosistem bisnis. Sementara itu, deposito juga tumbuh 3,1% YoY menjadi Rp199,6 triliun. 

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 17,5% YoY menjadi Rp997,8 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 15,5% YoY menjadi Rp1.259,4 triliun di akhir Maret 2022. 

Pengembangan solusi digital secara konsisten pada platform perbankan transaksi, ditambah tingkat kepercayaan nasabah yang tinggi, menjadi modal utama untuk memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. BCA juga senantiasa memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Di tiga bulan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 43% YoY mencapai lebih dari 5 miliar transaksi. 

Seiring solidnya pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama tiga bulan pertama tahun 2022, yakni naik 2,5% YoY menjadi Rp14,5 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 19,5% YoY menjadi Rp5,9 triliun di periode yang sama, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,8% YoY. 

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp20,4 triliun atau naik 6,9% YoY. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 13,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Didukung oleh pencapaian-pencapaian yang positif tersebut, laba bersih tumbuh 14,6% YoY menjadi Rp8,1 triliun.