Kuartal I-2024, BFI Finance (BFIN) Salurkan Pembiayaan Baru Rp4,8 Triliun
- Manajemen risiko yang baik tampak dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) menjadi 1,24% bruto dan 0,23% neto per Maret 2024. Angka ini lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 2,55% bruto. Selain itu, cakupan penyisihan terhadap NPF mencapai 2,9 kali NPF bruto perusahaan.
IKNB
JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah memulai kinerja kuartal pertamanya dengan pertumbuhan yang positif. Nilai total aset BFI Finance mencapai Rp24,2 triliun, meningkat 0,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, total piutang pembiayaan yang dikelola mencapai Rp22,5 triliun hingga Maret dengan penambahan pembiayaan baru sebesar Rp4,8 triliun.
Manajemen risiko yang baik tampak dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) menjadi 1,24% bruto dan 0,23% neto per Maret 2024. Angka ini lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 2,55% bruto. Selain itu, cakupan penyisihan terhadap NPF mencapai 2,9 kali NPF bruto perusahaan.
Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance, menjelaskan bahwa perusahaan tetap berfokus pada risk appetite yang konservatif di tengah dinamika ekonomi yang ada. Hal ini sejalan dengan adaptasi teknologi dan layanan keuangan terbaru.
“Dengan pergerakan ekonomi yang cukup dinamis di triwulan pertama ini yang diwarnai dengan perhelatan pilpres, momentum Ramadan, serta kondisi geopolitik, kami tetap fokus menerapkan risk appetite yang konservatif pada penyaluran kredit yang disetujui untuk menjaga kualitas aset dan fundamental bisnis perusahaan," kata Sudjono melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia, Kamis, 25 April 2024.
Dari sisi pendapatan, BFI Finance berhasil mencatatkan total pendapatan Rp1,6 triliun dengan laba bersih Rp361,4 miliar. Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (Return on Average Asset/ROAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (Return on Average Equity/ROAE) mencapai 7,5% dan 14,9% secara berturut-turut.
Produk pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh kendaraan bermotor, mencakup 61,7% dari total piutang pembiayaan. Pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua menjadi yang terbesar, diikuti oleh pembiayaan untuk kendaraan roda empat bekas dan baru, alat berat, sertifikat properti, dan lainnya.
- Baca Juga: Stimulus COVID-19 Disetop, Sektor Multifinance Tetap Lanjutkan Restrukturisasi Pembiayaan
Dari segi sektor produktif, pembiayaan modal kerja mendominasi dengan 58,2%, diikuti oleh pembiayaan investasi (20,1%), pembiayaan multiguna (18,7%), dan pembiayaan berbasis syariah (3,0%).
Untuk tahun 2024, BFI Finance berencana mengembangkan produk keuangan baru dan meningkatkan teknologi. Ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan berbasis teknologi.
Investasi dalam aset tak berwujud, seperti peranti lunak, meningkat sekitar 58,4% yoy menjadi Rp240,4 miliar. Hal ini sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan teknologi sistem operasional bisnis.
Kerja sama strategis juga menjadi fokus BFI Finance, salah satunya adalah dengan Grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GOTO). Kerja sama ini difokuskan pada pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor untuk para mitra pengemudi Gojek, memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance.
Sutadi, Direktur Bisnis BFI Finance, menyatakan pentingnya kemitraan ini sebagai wujud kepercayaan dan solusi pembiayaan untuk berbagai kalangan.
"Kerja sama ini merupakan wujud kepercayaan mitra bisnis guna menyediakan solusi pembiayaan untuk beragam kalangan sehingga memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance,” ujar Sutadi.
Dalam mengembangkan operasional layanan, BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan digital. Hal ini berarti peningkatan layanan tanpa harus membuka kantor cabang fisik di area baru.
Dengan demikian, BFI Finance terus berkomitmen untuk menjaga kualitas aset, mengembangkan produk dan layanan terbaru, serta memperluas jangkauan melalui kolaborasi strategis, semua demi mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.