Shanghai China
Dunia

Kuartal I-2024, China Raup Rp10.980 Triliun dari Pajak

  • Pemerintah China berhasil meraup penerimaan pajak sebesar 4,9 triliun yuan atau sekitar Rp10.980 triliun (dengan kurs Rp2.240 per yuan) pada kuartal pertama 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Pemerintah China berhasil meraup penerimaan pajak sebesar 4,9 triliun yuan atau sekitar Rp10.980 triliun (asumsi kurs Rp2.240 per yuan) pada kuartal pertama 2024. Hal ini menurut laporan Kementerian Keuangan China.

“Pendapatan pajak nasional mencapai 4.917,2 miliar yuan, turun 4,9% dibandingkan tahun lalu (year on year), tetapi memperlihatkan pertumbuhan yang stabil,” ungkap Wakil Menteri Keuangan China Wang Dongwei dikutip dari Antara, pada Selasa, 23 April 2024.

Pada kuartal pertama tahun 2024, pemerintah mengantongi pendapatan fiskal sebesar 6,08 triliun yuan, atau setara dengan Rp13.624 triliun. Nilai tersebut turun 2,3% dibandingkan realisasi pada tahun 2023.

Penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penangguhan sebagian pajak terhadap usaha kecil dan menengah di sektor manufaktur dan kebijakan pemotongan pajak yang diterapkan pada tahun 2023.

“Namuan, pendapatan dari sektor industri budaya, pariwisata, dan manufaktur justru tumbuh pada tiga bulan pertama 2024,” ujarnya. Hal ini turut menopang pendapatan fiskal China. 

Wang mengatakan, jika mengecualikan faktor-faktor khusus, seperti kebijakan pemotongan pajak, pendapatan fiskal China tumbuh sekitar 2,2% pada kuartal pertama 2024.

China akan Dukung Industri Berbasis Teknologi

Dia menjelaskan, Kementerian Keuangan akan terus mendukung sepenuhnya inovasi di industri berbasis teknologi, kemudian memperkuat inovasi teknologi dan pengembangan sektor manufaktur dengan kebijakan pemotongan pajak dan biaya.

Sementara itu, belanja fiskal China pada kuartal pertama tahun 2024 naik sebesar 2,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2023). Peningkatan ini dibarengi peningkatan belanja untuk biaya pencegahan bencana dan manajemen darurat yang meningkat 53,4% yoy.

Wang menegaskan, Kementerian Keuangan China akan terus melaksanakan kebijakan fiskal yang proaktif serta memperkuat pengelolaan dan pengawasan keuangan.

“Kemudian dibarengi dengan penguatan regulasi, pengendalian makroekonomi dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik dan menumbuhkan momentum baru untuk pembangunan,” paparnya.