<p>Bank BTPN. / Btpn.com</p>
Industri

Kuartal III-2020, Kredit Bank BTPN Tumbuh 6 Persen

  • JAKARTA – Di tengah situasi pandemi, PT Bank BTPN Tbk. (Bank BTPN) berhasil mencatat pertumbuhan kredit 6% year-on-year (yoy) sebesar Rp148,8 triliun pada kuartal III 2020. Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menyebutkan, segmen korporasi menjadi penopang utama pertumbuhan kredit, yakni 21% atau setara Rp89,3 triliun periode ini. “Pembiayaan segmen korporasi merupakan pembiayaan jangka […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Di tengah situasi pandemi, PT Bank BTPN Tbk. (Bank BTPN) berhasil mencatat pertumbuhan kredit 6% year-on-year (yoy) sebesar Rp148,8 triliun pada kuartal III 2020.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menyebutkan, segmen korporasi menjadi penopang utama pertumbuhan kredit, yakni 21% atau setara Rp89,3 triliun periode ini.

“Pembiayaan segmen korporasi merupakan pembiayaan jangka panjang,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Rabu, 28 Oktober 2020.

Proyek yang didanai di segmen tersebut, seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, dan infrastruktur.

“Kami bersyukur masih bisa membukukan pertumbuhan kredit yang cukup bagus di tengah situasi ekonomi yang menantang,” tambah Ongki.

Kinerja tersebut didukung oleh kualitas kredit yang terbilang sehat, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing-loan (NPL) gross di level 1,10% per September 2020. Angka ini lebih rendah dibandingkan NPL industri perbankan rata-rata sebesar 3,22%.

Adapun total dana yang dihimpun perseroan pada periode ini mencapai Rp149,9 triliun, berasal dari dana pihak ketiga (DPK) Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain Rp42,6 triliun, dan pinjaman subordinasi Rp6,5 triliun.

Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan atau liquidity coverage ratio (LCR) tercatat sebesar 246,45%. Sementara itu, net stable funding ratio (NSFR) sebesar 113,13% per September 2020.

Pada periode ini, aset Bank BTPN juga tumbuh 3% yoy dari Rp 182,2 triliun per September tahun lalu menjadi Rp186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy Rratio (CAR) sebesar 24,9%.

Namun, laba bersih perseroan pada periode ini turun 21%, dari Rp1,9 triliun per September 2019 menjadi Rp1,5 triliun per September 2020.

Sebab, kata Ongki, melemahnya ekonomi berdampak pada debitur sehingga biaya CKPN meningkat sebesar 84% menjadi Rp1,95 triliun. Begitu pun net interest income (NIM) juga turun 2% menjadi Rp7,9 triliun.

Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, lanjutnya, perseroan telah melakukan langkah restrukturisasi.

Hingga akhir September 2020, total kredit yang mendapatkan restrukturisasi sebesar Rp11,6 triliun atau kurang lebih 7,8% dari total portofolio.