PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agro resmi mengubah logo perusahaan setelah berganti nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya. / Dok. Bank Raya
Korporasi

Kuartal III-2021, Bank Raya Indonesia Menderita Rugi Rp1,83 Triliun

  • PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menderita rugi tahun berjalan atau rugi bersih senilai Rp1,83 triliun per September 2021, berbalik dari kondisi pada periode yang sama tahun lalu. Pada periode yang sama tahun 2020, Bank Raya berhasil meraup laba bersih Rp25,40 miliar.
Korporasi
Adinda Purnama Rachmani

Adinda Purnama Rachmani

Author

JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menderita rugi tahun berjalan atau rugi bersih senilai Rp1,83 triliun per September 2021, berbalik dari kondisi pada periode yang sama tahun lalu.

Pada periode yang sama tahun 2020, Bank Raya berhasil meraup laba bersih Rp25,40 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dikutip pada Selasa, 23 November 2021, besaran rugi per saham dasar adalah Rp84,45, dibandingkan dengan laba per saham dasar sebesar Rp1,19 per September 2020. 

Padahal, pendapatan bunga bersih justru berhasil naik 41,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp656,67 miliar, dari hanya Rp462,98 miliar per September 2020.

Usut punya usut, ternyata kerugian Bank Raya pada kuartal III-2021 disebabkan oleh penyisihan kerugian penurunan nilai hingga Rp2,29 triliun, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp231,96 miliar. Penyisihan (pembalikan) cadangan kerugian penurunan nilai tersebut berasal dari kredit yang diberikan.

Efektif per hari ini, Selasa 23 November 2021, PT Bank Raya Indonesia Tbk resmi menjadi nama baru perseroan di BEI, setelah sebelumnya bernama PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro). Adapun kode emiten tetap sama, yaitu AGRO. 

Rencana Rights Issue

Bulan depan, Bank Raya berencana melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak 1,05 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp1.100 per saham. Dengan demikian, Bank Raya mengincar dana hingga Rp1,16 triliun dari rights issue.

HMETD akan dibagikan kepada para Pemegang Saham Perseroan yang tercatat pada tanggal 30 November 2021. Skema rights issue-nya adalah, setiap 620.000 saham lama Perseroan akan memperoleh 30.141 HMETD, di mana setiap 1 HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 saham baru.

Pemegang saham utama Perseroan yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan haknya dalam PMHMETD IX ini. 

Perseroan juga telah menunjuk pembeli siaga yaitu PT BRI Danareksa Sekuritas, yang akan membeli seluruh sisa saham sebanyak-banyaknya 150.831.244 yang tidak terjual pada Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.100.

Dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan Perseroan untuk penguatan permodalan, terutama sebagai modal kerja dalam rangka penyaluran dana berbentuk kredit berbasis digital.