<p>Kawasan proyek properti milik PT Summarecon Agung Tbk. / Summarecon.com</p>
Industri

Kuartal Pertama 2021, Harga Sewa Perkantoran Masih Tertekan

  • Data perusahaan konsultan real estate Colliers International menunjukkan harga rata-rata sewa perkantoran di daerah central business district (CBD) Jakarta turun 1% dari kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter/qoq) menjadi Rp255.185 per meter persegi (m2) per bulan.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Harga rata rata sewa perkantoran di daerah central business district (CBD) Jakarta tercatat turun 1% dari kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter/qoq).

Dihimpun dari data perusahaan konsultan real estate Colliers International, rata-rata harga sewa perkantoran Jakarta perbulannya berada di harga Rp255.185 per meter persegi (m2).

Sedangkan untuk perkantoran di luar CBD, koreksi rata-rata harga sewa lebih besar lagi yaitu hampir 5% (qoq). Rata-rata harga sewa kantor di luar CBD menyentuh angka Rp181.827 per m2 per bulannya.

“Kalau kita tarik garis dari 2014 sampai 2020 sebenarnya harga sewa (kantor CBD) sudah turun sekitar 25%. Selama kurun waktu ini memang tenant’s market artinya penyewa punya posisi tawar lebih tinggi daripada pemilik gedung,” ujar Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparannya, Rabu, 7 April 2021.

Tercatat, puncak rata-rata harga sewa perkantoran memang ada di 2014 ketika harga sewa perkantoran CBD mencapai Rp347.470 per m2 per bulan.

Colliers memprediksi rata-rata harga sewa perkantoran CBD akan berada di titik terburuk di tahun ini dengan harga Rp252.627 per m2 per bulan.

Selain itu, Colliers juga memprediksi tingkat hunian akan terus turun setidaknya hingga 2022. Di kuartal 1/2021, tingkat hunian perkantoran CBD berada di angka 79,7%.

“Kegiatan bisnis kita lihat memang melambat dan akibatnya adalah beberapa penyewa mulai hengkang dan berakibat terhadap turunnya tingkat hunian,” ujar Ferry.

Colliers memprediksi angka tingkat hunian ini akan turun lagi hingga menyentuh 77,2% di 2022. Ini disebabkan oleh masuknya pasokan baru yang semakin menekan kinerja tingkat hunian hingga 2022.

Adaptasi bekerja jarak jauh (remote working) juga menjadi salah satu faktor yang menekan tingkat hunian.

Ferry mengatakan tingkat hunian akan mulai pulih di 2023 seiring meredanya pandemi. Meski begitu, angka tingkat hunian ini belum akan setinggi ketika sebelum pandemi. Prediksi tingkat hunian perkantoran CBD di 2023 akan menyentuh 78,6% dan di 2024 akan menyentuh 80,2%.(RCS)