Bendera Kuba (Reuters/Juan Medina)
Dunia

Kuba Bongkar Jaringan Perdagangan Manusia ke Rusia

  • Kuba mengungkap jaringan perdagangan manusia yang memaksa warganya bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Kuba mengungkap jaringan perdagangan manusia yang memaksa warganya bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina. Pemerintah Kuba sedang bekerja untuk menetralisir dan membongkar jaringan tersebut.

Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Kuba Senin 4 September 2023 malam aktu setempat. Mereka mencatatjaringan perdagangan manusia tersebut beroperasi baik di dalam negara kepulauan Karibia Kuba, ribuan mil jauhnya dari Moskow, maupun di Rusia.

“Kementerian Dalam Negeri sedang melakukan upaya untuk menetralisir dan membongkar jaringan perdagangan manusia yang beroperasi dari Rusia untuk mengikutsertakan warga negara Kuba yang tinggal di sana, bahkan beberapa dari Kuba, ke dalam pasukan militer yang ikut dalam operasi perang di Ukraina,” kata pemerintah Kuba dikutip dari Reuters, Rabu 6 September 2023.

Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Tahun lalu, Rusia mengumumkan rencana meningkatkan jumlah personel militernya lebih dari 30 persen menjadi 1,5 juta personel tempur. Sebuah target ambisius yang semakin sulit dicapai karena tingginya jumlah korban. 

Pada akhir Mei, sebuah surat kabar Rusia di kota Ryazan melaporkan beberapa warga negara Kuba telah menandatangani kontrak dengan angkatan bersenjata Rusia dan telah dikirim ke Ukraina sebagai imbalan untuk kewarganegaraan Rusia.

Tidak jelas secara langsung apakah pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuba terkait dengan laporan Ryazan. Rusia, yang memiliki hubungan politik yang kuat dengan Kuba yang dikelola komunis, selama ini telah menjadi tujuan penting bagi para migran Kuba yang mencari peluang untuk melarikan diri dari stagnasi ekonomi di tanah air mereka.

Menteri Pertahanan Kuba dan Rusia pada awal tahun ini telah membahas perkembangan proyek “militer teknis” bersama dalam pertemuan di Moskow. Tetapi, pemerintahan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel membantah keterlibatan dalam konflik di Ukraina. “Kuba tidak terlibat dalam perang di Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri.

“(Kuba) bertindak dan akan bertindak dengan tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam segala bentuk perdagangan manusia untuk merekrut warga negara Kuba sebagai tentara bayaran untuk menggunakan senjata melawan negara mana pun," imbuh Kementerian.