Dunia

Kuburan Masal Tentara Bayaran Beserta Koin Emas Langka Ditemukan di New Jersey

  • Peninggalan tersebut berupa kuburan masal dari para tentara bayaran yang tewas selama pertempuran Red Bank pada tahun 1777
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA - Sekelompok peneliti menemukan peninggalan perang revolusi di New Jersey. 

Peninggalan tersebut berupa kuburan masal dari para tentara bayaran yang tewas selama pertempuran Red Bank pada tahun 1777.

Menurut para peneliti, ada sekitar 13 kerangka yang dikubur dalam lubang tersebut. Tentara yang tewas diduga berasal dari Jerman dan sedang bertugas di Angkatan Darat Inggris.  

Tak hanya tulang belulang, dalam kuburan masal terdapat juga koin emas langka yakni Guinea King George III yang langka beserta senjata.

Senjata yang dimaksud meliputi lima bola senapan, kancing timah dan kuningan, grapeshot, tembakan tabung timah serta gesper lutut dari seragam yang berisi noda darah manusia. Sedangkan koin guinea yang ditemukan diprediksi setara dengan gaji sebulan para prajurit.

Makam tersebut pertama kali diketahui pada 26 Juni 2022. Saat melakukan penggalian,di lokasi yang diperkirakan sebagai parit pertahanan di Fort Mercer, arkeolog tersebut menemukan sebuah tulang paha.

"Saya tidak akan pernah melupakan momen itu. Itu menakjubkan. Itu luar biasa. Itu mengharukan, " ujar profesor humaniora dan ilmu sosial dan sejarawan di Universitas Rowan di New Jersey dan direktur Red Bank Battlefield Park, Jennifer Janofsky dikutip TrenAsia.com dari Livescience.

Berdasarkan penemuan tersebut, para peneliti Universitas Rowan terdekat dan pejabat dari Gloucester County optimis bahwa temuan lainnya bisa ditemukan di sekitar lokasi tersebut.

Sebagai informasi, Pertempuran Red Bank merupakan upaya Inggris dan para tentara bayaran Hessian untuk mengambil alih Fort Mercer, sebuah benteng Amerika yang terletak di sepanjang tepi Sungai Delaware.

Sayangnya, pertempuran tersebut berujung kegagalan dari pihak Inggri. Sekitar 377 Hessian tewas dan terluka selama pertempuran. Sedangkan pihak Amerika hanya kehilangan 14 tentara.

Guna mempelajari sejarah lebih lanjut, para peneliti kini sedang berupaya untuk menjalani pemeriksaan DNA.

"Jika kita dapat mengekstrak cerita mereka, dan jika kita dapat menceritakan kisah mereka, itu memungkinkan kita untuk mengangkat nama. Dan itu, bagi saya, adalah momen yang sangat kuat dalam sejarah publik," ujar Janofsky.