Nasabah beraktivitas  di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Kucuran Kredit BBTN Agustus 2024 Naik 13 Persen, Bagaimana Prospek Sahamnya?

  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp355,27 triliun hingga Agustus 2024. Raihan ini meningkat 13,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp355,27 triliun hingga Agustus 2024. Raihan ini meningkat 13,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja solid Unit Usaha Syariah (UUS) BTN, yang berhasil mencatat lonjakan pembiayaan 20,67% yoy, dari Rp35,1 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp42,36 triliun pada Agustus 2024.

Selain itu,  kenaikan penyaluran kredit ini turut diperkuat oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) emiten bersandikan BBTN, yang naik 16,49% yoy menjadi Rp373,88 triliun pada Agustus 2024. 

Dengan performa positif di sektor kredit dan DPK, total aset BBTN tercatat mencapai Rp456,37 triliun. Angka tersebut sukses tumbuh 11,88% yoy dibandingkan Agustus tahun sebelumnya yang hanya di level Rp407,91 triliun.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menjaga pertumbuhan penyaluran kredit di tengah tantangan biaya dana yang tinggi dan ketidakpastian global. “Pencapaian ini mencerminkan komitmen BTN dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa, 24 September 2024. 

Sebelumnya, Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, menyebutkan bahwa Bank Indonesia berpotensi memangkas suku bunga BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) selama September hingga Desember 2024. 

Penurunan ini diprediksi akan memberikan dampak positif bagi saham-saham sektor perbankan, terutama bank yang fokus pada kredit properti dan otomotif. “Bank akan memperoleh manfaat besar dari peningkatan likuiditas dan arus modal,” dalam keterangannya pada Jumat, 20 September 2024.

Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, menilai prospek pertumbuhan BBTN akan didorong oleh rencana spin-off unit syariah dan akuisisi bank syariah. 

BTN juga tengah melakukan negosiasi dengan beberapa mitra strategis, termasuk PP Muhammadiyah, yang berpotensi menjadi pemegang saham di bank syariah yang akan diakuisisi. 

“Sentimen positif lainnya datang dari rencana penjualan aset bermasalah yang diproyeksikan terealisasi pada Oktober atau awal November 2024, yang dapat menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) BTN hingga 50 bps,” dalam risetnya belum lama ini. 

Di lantai bursa, saham BBTN pada Senin, 23 September 2024, tercatat menguat 7,34% dalam sepekan terakhir, dengan harga Rp1.535 per saham. Alhasil, saham perbankan plat merah telah melenting 20,95% sepanjang tahun ini. 

Sejumlah perusahaan sekuritas, termasuk Mandiri Sekuritas, mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp1.800 per saham, mempertimbangkan revisi skema penyaluran KPR bersubsidi, spin-off unit syariah, dan penjualan aset bermasalah.