Kuliah Online Kini Jadi Tren, Universitas Terbuka Sudah Buktikan 35 Tahun
Hingga saat ini, Universitas Terbuka (UT) telah memiliki 320.000 lebih mahasiswa aktif yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan luar negeri. Setiap tahun universitas itu menerima sekitar 70.000 mahasiswa baru dan sebanyak 30.000 mahasiswa yang diwisuda per tahunnya.
JAKARTA – Pembelajaran daring yang dilakukan Universitas Terbuka (UT) telah terbukti efektif. Institusi pendidikan ini telah mengadopsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak pertama kali beridiri tahun 1984 silam.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Institusi (Warek IV) UT Liestyodono Bawono Irianto mengatakan pihaknya telah berpengalaman menyelenggarakan pendidikan jarak jauh selama 35 tahun.
“Sehingga saat ada pendemi COVID-19 ini, yang paling siap ya memang kami. Hal ini pun juga disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam wisuda UT kemarin. Dia mengatakan UT menjadi pionir dan pemimpin dalam PJJ,” kata Liestyodono kepada reporter TrenAsia.com, Kamis, 23 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Konsep sistem pembelajaran yang dianut perguruan tinggi negeri ke-45 di Indonesia itu, memang dari awal dilakukan secara jarak jauh. Menurut Liestyodono, mulanya UT memulai sistem PJJ dengan cara tradisional. “Mulai dari menggunakan surat menyurat kemudian menggunakan jalur pos dan giro,” ujarnya.
Manfaatkan Internet
Seiring perkembangan teknologi, sistem pembelajaran jarak jauh UT semakin berkembang hingga memanfaatkan jaringan internet. Kendati demikian, Liestyodono mengaku pihaknya tetap tidak meninggalkan cara tradisional itu.
Hal ini dilakukan lantaran universitas tersebut memiliki jangkauan pelajar sampai kawasan pelosok hingga wilayah tertinggal, yang mana di daerah tersebut masih memiliki hambatan dalam infrastruktur teknologi internet.
Alhasil, perguruan tinggi tersebut harus memfasilitasi mereka dengan cara lain selain pembelajaran via daring. Liestyodono menyebutkan untuk mengatasi persoalan tersebut, UT mengkombinasi sistem pembelajaran secara online maupun offline.
“Dalam pembelajaran jarak jauh, UT memiliki bahan ajar digital maupun cetak. Nah, bahan ajar cetak ini ditujukan untuk memfasilitasi mahasiswa di wilayah yang sulit menjangkau internet tersebut,” terangnya.
Akan tetapi, saat ini mahasiswa UT diwajibkan untuk membeli bahan ajar cetak. Sehingga nantinya, setiap mahasiswa UT akan memperoleh bahan ajar cetak maupun digital.
“Selain itu, kami menyediakan fasilitas untuk belajar tatap muka. Itu dilakukan atas permintaan mahasiswa. Misalnya mahasiswa mengalami kendala masalah jaringan. Nah, mereka bisa mengajukan belajar tatap muka yang dikenakan tarif tersendiri,” imbuhnya. Namun, saat ini metode pembelajaran tatap muka ditiadakan sementara akibat pandemi ini.
Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajarannya, Liestyodono menyebutkan seluruh mahasiswa baik di Indonesia maupun di luar negeri mengacu pada kalender akademik yang sama. Untuk metode belajar terdiri dari belajar mandiri dan melalui tutorial online.
“Untuk yang tutorial online, mahasiswa harus mendaftar terlebih dahulu. Kemudian tutorial online ini akan berlangsung selama delapan kali pertemuan per semeseternya sembari mahasiswa itu belajar mandiri,” jelasnya.
Untuk itu, proses pembelajaran selama satu semester itu akan mengikuti bahan ajar digital/cetak. “Nanti dosen akan memberikan inisiasi yaitu pancingan untuk belajar modul ke berapa dan sampai mana. Dalam tutorial online itu tetap ada diskusi maupun tugas namun dilakukan online,” kata dia.
Sementara untuk pelaksanaan ujian semester, kata Liestyodono, di masa normal ujian ini dilakukan per wilayah yang dilaksanakan pada tempat tertentu yang telah disiapkan UT, tentunya dengan didampingi pengawas. “Karena pandemi ini, ujian semester diganti dengan pemberian syarat tugas yang wajib dikerjakan,” jelasnya.
Semisal dalam satu daerah mahasiswanya sedikit, maka ujian semester dilakukan dengan online. “Mereka datang ke dalam satu tempat dengan jumlah yang terbatas serta dilengkapi dengan komputer. Jadi langsung mengerjakan ujian di sana dan diawasi,” tambahnya.
Hingga saat ini, UT telah memiliki 320.000 lebih mahasiswa aktif yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan luar negeri. Menurutnya, setiap tahun universitas itu menerima sekitar 70.000 mahasiswa baru. Kemudian ada sebanyak 30.000 mahasiswa yang diwisuda per tahunnya. (SKO)