Kulik Laporan Keuangan: Otomotif Tak Lagi Sumber Cuan Terbesar Astra International
- Sampai kuartal I-2022, kontributor terbesar laba bersih Perseroan justri berasal dari bisnis nonotomotif, yaitu segmen alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi.
Korporasi
JAKARTA-PT Astra International Tbk (ASII) semakin tidak tergantung dengan bisnis otomotifnya. Sampai kuartal I-2022, kontributor terbesar laba bersih Perseroan justri berasal dari bisnis nonotomotif, yaitu segmen alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi.
Mengutip laporan keuangan ASII yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia (BEI); www.idx.co.id, Per 31 Maret 2022, Astra mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp9,27 triliun, naik tajam dibandingkan periode sama 2021 Rp4,65 triliun.
Sumber cuan Astra tersebut berasal dari 5 segmen bisnis utama. Sektor otomotif berkontribusi sebesar Rp2,32 triliun, jasa keuangan Rp1,49 triliun, segmen alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi Rp4,73 triliun, agribisnis Rp506 miliar, infrastruktur dan logistik Rp152 miliar, teknologi informasi Rp16 miliar dan properti memberikan cuan senilai Rp74 miliar.
- Jaga Stabilitas Harga Saham dan Insentif Karyawan, Merdeka Cooper (MDKA) Siapkan Rp600 Miliar untuk Buyback
- Usai Libur Lebaran, Emas Antam Naik Tipis Jadi Rp977.000 per Gram
- Kurs Dolar Hari Ini: Masih Dibayangi Naiknya Suku Bunga AS, Rupiah Dibuka Melemah
Selama tiga bulan pertama 2022 lalu, Astra berhasil meraih pendapatan bersih senilai Rp71,87 triliun. Tiga segmen penopang utama pendapatan Perseroan adalah otomotif berkontribusi sebesar Rp29,15 triliun; alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi Rp27,97 triliun dan agribisnis sebanyak Rp6,58 triliun.
Berapa kontribusi Astra terhadap pajak negara? Selama kuartal I-2022, dari pos pajak penghasilan yang dibayarkan ke negara nilainya mencapai Rp2,18 triliun. Pembayar pajak penghasilan terbesar adalah bisnis alat berat dkk senilai Rp1,30 triliun. Bisnis otomotif menyumbang pajak Rp254 miliar dan bisnis jasa keuangan menjadi kontributor pajak penghasilan kedua terbesar yaitu Rp355 miliar.
Sebagai konglomerasi bisnis, Astra International membawahi sejumlah grup bisnis yang terus mengular jejaringnya. Di sektor otomotif, Astra memiliki 11 entitas anak usaha dengan kepemilikan saham diatas 59%. Dari 11 perusahaan otomotif itu, PT Astra Otoparts Tbk, dengan penguasaan saham sebanyak 80%, memiliki aset terbesar senilai Rp17,72 triliun.
Di bisnis jasa keuangan, Astra International ditopang oleh 14 entitas anak usaha. Terdapat tiga perusahaan jasa keuangan dengan aset jumbo. PT Sedaya Multi Investama yang di didirikan tahun 1989 dengan kepemilikan saham 100%, beraset Rp34,74 triliun. PT Astra Sedaya Finance yang didirikan tahun 1983 dan dimiliki 100% saham oleh ASII memiliki aset Rp34,45 triliun.
Perusahaan jasa keuangan terbesar ketiga adalah Federal International Finance (FIF). Perusahaan pembiayaan motor yang memiliki aset senilai Rp 32,35 triliun ini dimiliki 100% sahamnya oleh Astra dan berdiri sejak tahun 1989.
United Tractors Sumber Cuan
Pada segmen bisnis alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi, Astra International memiliki 4 anak perusahaan. PT Acset Indonusa Tbk dengan kepemilikan 48,89%, PT Agincourt Resources 56,52%, PT Pamapersada Nusantara dimiliki 59,50% dan PT United Tractors Tbk sebanyak 59,50%.
Dari keempat perusahaan tersebut, United Tractors menjadi penyumbang cuan terbesar bagi ASII. Per Maret 2022, United Tractors memiliki aset Rp120,95 triliun dan Parapersada beraset Rp73,54 triliun. Belum lama ini, RUPS Tahunan United Tractors memutuskan untuk membagikan dividen total senilai Rp4,5 triliun. Dengan keputusan itu, sebagai pemilik 59,50% saham, Astra International mendapatkan cuan senilai Rp2,67 triliun.
Tak hanya cuan dari dividen, naiknya saham United Tractors juga menjadikan pundi-pundi Astra menjadi semakin besar. Selama periode 3 Januari - 28 April 2022, saham UNTR telah melonjak dari level Rp21,825 per saham menjadi Rp30,275 per saham atau naik 38,71%.
Pilar bisnis Astra lainnya adalah Infrastruktur dan Logistik. Lini bisnis ini mayoritas mengelola jalan tol dan terdiri dari 6 perusahaan. Diantaranya adalah Astra Tol Nusantara yang beraset Rp22,47 triliun. Kemudian terdapat Serasi Autoraya dengan aset Rp7,21 triliun. Selama kuartal I 2022, pedapatan bersih dari segmen bisnis ini menyumbang Rp1,84 triliun.
Lini bisnis besar Astra lainnya adalah dari sektor perkebunan melalui PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Nilai aset perusahaan ini mencapai Rp 31,23 triliun. Selama tiga bulan pertama 2022, AALI berkontribusi sebesar Rp 6,58 triliun terhadap pendapatan bersih konsolidasi Astra International.
Dua bisnis lain yang juga dikelola ASII adalah properti dan teknologi informasi. Di sektor properti, salah satu entitas bisnisnya adalah PT Menara Astra dengan aset senilai Rp12,03 triliun. Sementara PT Astra Graphia Tbk menjadi pilar konglomerasi Astra di segmen teknologi informasi. Perusahaan yang didirikan sejak tahun 1975 ini memiliki aset Rp2,30 triliun.