<p>Warga megakses logo Bukalapak melalui website di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Kulik Laporan Keuangan : Triliunan Duit Bukalapak Mengalir ke Bank Ini

  • Kesuksesan IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada pertengahan tahun lalu membuat perusahaan e-commerce ini banjir likuiditas.

Korporasi

Amirudin Zuhri

JAKARTA - Kesuksesan IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada pertengahan tahun lalu membuat perusahaan e-commerce ini banjir likuiditas. Paling tidak dalam laporan keuangan tahun 2021 yang baru saja dirilis, Perseroan mengungkapkan jumlah nilai kas dan setara kas per 31 Desember 2021 mencapai Rp24,70, triliun, berbanding Rp1,48 triliun dari tahun 2020.

Tahun lalu, likuiditas BUKA bertambah Rp15,27 triliun. Simpanan dana segar tersebut berasal dari sejumlah sumber. Selain setoran modal dari pemegang saham senilai Rp23,28 triliun, perusahaan juga memperoleh pinjaman dari bank Rp 2 triliun. 

Khususnya, pinjaman dari Bank DBS Indonesia pada 12 November 2021 itu telah ditarik seluruhnya oleh BUKA dan telah telah dilunasi pada 22 Januari 2022. Uncommitted revolving short term loan facility tersebut berbunga 4,5% per tahun tanpa disertai agunan.

Sementara dari IPO, BUKA yang melepas sebanyak 25,76 miliar saham ke publik di Bursa Efek Indonesia di harga Rp 850 per saham, mengantongi tambahan modal sebesar Rp 21,90 triliun. Jumlah ini merupakan IPO terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia. Saham BUKA pertama kali ditransaksikan di BEI pada 6 Agustus 2021.

Per 31 Desember 2021, PT Kreatif Media Karya menguasai saham BUKA sebanyak 23,92%, API (Hong Kong) Investment Limited 13,04%, Archipelago Investment Pte. Ltd. 9,44%, RD Adi Wardhana Sariaatmadja 0,74%, Willix Halim 1,39%, Muhammad Rachmat Kaimuddin  0,10%, dan publik menjadi pemilik saham mayoritas dengan penguasaan hingga 51,15%

Laporan keuangan BUKA tahun 2021 mengungkapkan, dana jumbo yang dimiliki perusahaan di parkir di sejumlah bank, baik dalam bentuk deposito maupun rekening giro. Yang menarik, simpanan terbesar berada di deposito dua bank pelat merah yaitu Bank Rakyat Indonesia senilai Rp 7,50 triliun dan  Bank Tabungan Nasional (BTN) sebesar Rp6,08 triliun. Lainnya berada pada rekening giro di Bank Mandiri Rp3,33 triliun dan Bank DBS Indonesia sebesar Rp2,85 triliun. 

Atas simpanan jumbo itu, BUKA menikmati bunga deposito yang berkisar antara Rp 1,5%-6% per tahun. Di akhir Desember 2021, Perseroan mengantongi bunga bank hingga sebesar Rp 226,61 miliar, melesat dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya Rp14,07 miliar.Tambahan pendapatan dari simpanan bank itu juga ikut mengurangi beban kerugian Bukalapak sepanjang tahun 2021. 

Nilai kerugian BUKA melonjak dari Rp 1,35 triliun di 2020 menjadi Rp1,67 triliun. Sejatinya, selain mendapat suntikan bunga simpanan bank, pendapatan BUKA di tahun lalu naik menjadi Rp 1,86 triliun dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,35 triliun. Namun, di tahun lalu, BUKA harus membayar beban pajak penghasilan senilai Rp174,76 miliar, sementara di 2020 perusahaan menikmati manfaat pajak penghasilan hingga Rp483,10 miliar.