Kumpul di Beijing, 14 Faksi Palestina Akhirnya Damai
- Deklarasi tersebut juga menyepakati pembentukan pemerintahan persatuan Palestina yang mengawasi Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza, serta mengadakan pemilihan umum.
Dunia
JAKARTA - China mengundang perwakilan tingkat tinggi dari 14 faksi Palestina yang berkonflik untuk mengadakan dialog rekonsiliasi di Beijing. Dialog tersebut diadakan dari tanggal 21 hingga 23 Juli, hasilnya ke 14 faksi yang bertikai sepakat menandatangani deklarasi untuk mengakhiri perpecahan serta memperkuat persatuan nasional.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyebut deklarasi ini sebagai "Deklarasi Beijing". Pemimpin dari faksi-faksi besar Palestina, termasuk Fatah dan Hamas turut hadir menyepati kesepakatan besaama. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh duta besar dari Mesir, Rusia, dan Aljazair.
Wang Yi menyebut pertemuan ini sebagai "momen bersejarah bagi perjuangan pembebasan Palestina", Wang Yi juga menyebut adanya kesepakatan untuk membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara yang akan mengelola Gaza setelah perang.
- PGEO Siap Genjot Kapasitas Panas Bumi Periode 2024-2027, Cek Target Sahamnya
- Proyek INKA di Kongo Fiktif, Rugikan Negara Miliaran Rupiah
- Daftar Produk Tabungan Bank BTN, Pilihan Terbaik Berbagai Kebutuhan Keuangan
Serukan Penyatuan Gaza dan Tepi Barat
Deklarasi tersebut juga menyepakati pembentukan pemerintahan persatuan Palestina yang mengawasi Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza, serta mengadakan pemilihan umum.
Pertemuan ini terjadi di tengah perang yang masih berkecamuk di Gaza selama sembilan bulan terakhir. Hamas juga menyatakan tidak ingin kembali memerintah Gaza seperti sebelumnya dan menyerukan pembentukan pemerintahan teknokrat yang disetujui oleh berbagai faksi Palestina untuk mempersiapkan pemilihan umum di Gaza dan Tepi Barat.
- PGEO Siap Genjot Kapasitas Panas Bumi Periode 2024-2027, Cek Target Sahamnya
- Proyek INKA di Kongo Fiktif, Rugikan Negara Miliaran Rupiah
- Daftar Produk Tabungan Bank BTN, Pilihan Terbaik Berbagai Kebutuhan Keuangan
China Coba Ambil Peran
China telah berusaha meningkatkan perannya sebagai mediator global, termasuk dalam diplomasi Timur Tengah. Sebelumnya China juga berhasil memulihkan hubungan antara Arab Saudi dan Iran.
“Kebijakan Timur Tengah China jelas berbeda dengan kebijakan Barat, ada kebutuhan mendesak untuk membalikkan kurangnya mediasi oleh komunitas internasional, yang sebagian disebabkan oleh marginalisasi geopolitik dunia Barat terhadap masalah Palestina," papar Tang Zhichao, seorang analis di Akademi Ilmu Sosial China, dikutip Washingtonpost.
Dilansir dari Washingtonpost, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, James Char, menyatakan China masih berusaha membangun kredibilitasnya sebagai mediator global.
Meskipun deklarasi ini dianggap sebagai kemenangan diplomatik Beijing, para analis skeptis tentang prospek kesepakatan ini, mengingat banyaknya kesepakatan serupa yang telah gagal sejak perpecahan yang berakhir pada 2007 ketika Hamas mengambil alih Gaza dari Fatah.
Jihad Islam Palestina, kelompok militan kecil yang bersekutu dengan Hamas, mengeluarkan pernyataan setelah perundingan.
"Kami menolak formula apa pun yang mencakup pengakuan Israel secara eksplisit atau implisit" terang juru bicara kelompok tersebut.