Kunci Sukses Agung Podomoro Land Terapkan ESG: 3P (Prosperity, People, Planet)
- Salah satu emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) selalu mengedepankan aspek Aspek lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG demi keberlanjutan bisnisnya.
Properti
JAKARTA - Salah satu emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) selalu mengedepankan aspek Aspek lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG demi keberlanjutan bisnisnya.
Sebagai pengembang properti yang handal APLN berfokus pada strategi triple bottom line atau 3P (Prosperity, People, Planet). Perusahaan meyakini aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan harus berjalan berdampingan dan seimbang untuk memastikan keberlanjutan usaha APLN.
"Kami mendorong praktik terbaik dalam setiap kegiatan operasional untuk meminimalkan dampak sosial dan lingkungan melalui berbagai program dan inovasi," dikutip dari laporan berkelanjutan Agung Podomoro Land pada Senin, 4 September 2023.
- Bos Pertamina Akui Pembatasan BBM Subsidi Berisiko di Tahun Politik
- Tekan Polusi, Kemenperin Inspeksi Emisi Gas Buang Industri
- Pengamat: Smelter Nikel Berteknologi RKEF Hanya Perlambat Hilirisasi
Jika dirinci lebih lanjut kunci sukses pada strategi triple bottom line atau 3P (Prosperity, People, Planet) ialah pertama, prosperity atau kemakmuran menjadi pondasi utama bagi keberlanjutan APLN.
Di mana kinerja ekonomi yang ditopang oleh kualitas produk dan layanan adalah modal utama untuk terus menyokong berkeberlanjutan ekonomi. Kinerja ekonomi yang positif salah satunya ditunjukkan dengan kinerja keuangan yang sehat serta produk properti yang disukai oleh pasar.
Menurut APLN, dengan memiliki kinerja ekonomi yang positif, Perseroan akan dapat terus berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para pemangkuan kepentingan.
Strategi kedua adalah people atau manusia di mana, APLN menyakini dengan mengedepankan pengembangan dan kesejahteraan sumber daya manusia. Hal ini dapat digunakan untuk mempertahankan talenta talenta terbaik dapat memberi dampak atau kemajuan bagi lini bisnis APLN.
SDM perlu dikembangkan untuk menyesuaikan diri dengan segala perkembangan teknologi dan preferensi konsumen ke depannya. Tak hanya itu masyarakat dan komunitas di sekitar wilayah operasional APLN menjadi elemen penting yang tak terpisahkan dari segala kegiatan usaha.
Maka melalui people perusahaan terus berupaya untuk memberikan manfaat dan dampak positif untuk masyarakat seluas-luasnya.Salah satu cara mewujudkannya dengan program-program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau TJSL.
Yang terakhir planet, sebagai perusahaan properti yang bertanggung jawab APLN tak luput memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap proses pembangunan proyeknya.
Perusahaan berupaya terus menjaga dan melestarikan lingkungan dengan cara menggunakan energi yang ramah lingkungan dan menggunakan air secara bijak. Serta mendorong transisi energi perusahaan properti ini juga memperbanyak area terbuka hijau yang memadai di setiap proyek.
Lebih lanjut Agung Podomoro memiliki program pengolahan sampah yang disebut dengan green waste management di mana sebagai upaya mengelola serta mengurangi sampah di lingkungan kompleks properti tersebut.
Adapun program ini bertujuan untuk mengedukasi para penghuni baik apartemen maupun perumahan untuk tetap peduli kepada lingkungan dengan cara untuk memilah sampah dan mengemasnya sebelum dibuang.
Hal ini sejalan dengan Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk Bacelius Ruru mengungkapkan pentingnya pembangunan berorientasi lingkungan.
Menurut Ruru, sebagai pengembang properti yang selalu mengedepankan aspek kualitas hidup konsumen, APLN selalu memperhatikan dampak pembangunan proyek terhadap sekitar.
Aspek lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG dinilai sangat penting dimana dapat menyokong transformasi perusahaan kedepan dengan tetap memperhatikan ekonomi berkelanjutan.
“Saya rasa hal ini penting berkaitan dengan bagaimana kita memperhatikan environment atau lingkungan kita supaya tetap harmoni, di mana perusahaan bisa tetap sustain, bagaimana menerapkan governance di perusahaan dalam transformasi perusahaan,” kata Bacelius beberapa waktu lalu.