Kuota Pertalite di 2025 Dikurangi Jadi 31,2 Juta KL
- Penurunan alokasi subsidi BBM tersebut disebabkan rencana perubahan mekanisme penyaluran BBM subsidi.
Energi
JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan, kuota untuk BBM subsidi yaitu Pertalite ditetapkan sebesar 31,2 juta kiloliter (KL) di tahun 2025. Angka ini turun tipis dibandingkan 2024.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, berdasarkan UU APBN 2025, kuota penyaluran Solar sebesar 18,8 juta KL. Sementara minyak tanah (kerosene) sebesar 525 ribu KL.
"Untuk Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite, kuotanya ada di angka 31,2 juta," ungkapnya saat ditemui di sela-sela BPH Migas Awards 2024 pada Kamis, 12 Desember 2024.
- Cinema XXI Sabet Penghargaan Perdana ICTA CineAsia APAC Achievement Award
- Loyo 71 Poin, IHSG Hari Ini 12 Desember 2024 Ditutup di 7.394,24
- Terseret Pelemahan 28 Saham, LQ45 Hari Ini 12 Desember 2024 Melemah 15,67 Poin
Erika tak menampik jika kuota Pertalite yang ditetapkan tahun depan menurun dari tahun ini, sebesar 31,6 juta KL. Sama halnya dengan kuota Solar yang juga turun sedikit dari kuota tahun ini sebesar 19 juta KL.
Menurutnya penurunan alokasi subsidi BBM tersebut disebabkan rencana perubahan mekanisme penyaluran BBM subsidi. Penyaluran akan mencampurkan (blending) skema subsidi barang untuk konsumen tertentu dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Erika mengungkapkan, realisasi penyaluran Pertalite maupun Solar diprediksi jauh di bawah kuota yang ditetapkan di akhir tahun ini, yakni sekitar 86-87%.
Subsidi LPG 3 kg Jebol
Meski pertalite mengalami penurunan kuota namun Sayangnya LPG 3kg atau subsidi mengalami over kuota atau jebol dari yang ditetapkan. Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan pemerintah memprediksi realisasi penyaluran LPG 3 kg di akhir tahun 3% di atas kuota alias over kuota.
Dadan mengungkapkan pada dasarnya kuota yang ditetapkan dalam APBN tahun ini, yakni sebesar 8,03 juta metrik ton (MT), di bawah usulan yang diajukan pemerintah. Dadan mengatakan, saat pembahasan di awal tahun, pemerintah mengusulkan kuota penyaluran LPG 3 kg sebesar 8,3 juta MT, namun DPR menyetujuinya menjadi 8,03 juta MT.
Padahal, kata Dadan, realisasi penyaluran LPG 3 kg sepanjang tahun 2023 saja sebesar 8,04 juta MT, alias tidak jauh berbeda dari kuota tahun ini. Dengan begitu, pemerintah memprediksi realisasi penyaluran LPG 3 kg di akhir tahun mencapai 3 persen di atas kuota.
Kemenkeu Siap Otak Atik Anggaran Subsidi
Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan meskipun telah melewati kuota yang ada, anggaran subsidi energi cukup fleksibel termasuk LPG 3 kg, BBM dan listrik. Sehingga masih ada ruang fiskal untuk anggaran subsidi meski over kuota.
"Untuk LPG subsidi Pertamina mengatakan kuotanya sudah terlampaui. Memang kita lihat di sini volumenya sudah 1,9% di atas pagu atau kuotanya ini," katanya dalam APBN KiTa Edisi Desember pada Rabu, 11 Desember 2024.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per November 2024 realisasinya BBM telah diberikan sebanyak 15.105,6 ribu kilo liter (Kl) atau peningkatan sebesar 1,1%. Lalu untuk LPG 3 Kg sebanyak 6.858,2 juta kilo gram (Kg) atau tumbuh 1,9%, Sedangkan untuk listrik bersubsidi telah disalurkan ke 41,5 juta pelanggan atau mengalami pertumbuhan 4,4%.