Kurang dari Sebulan, Kapitalisasi Pasar Tesla Menguap Rp2.000 Triliun
- Tesla kehilangan lebih dari seperlima nilai kapitalisasi pasarnya hanya dalam waktu kurang dari sebulan
Industri
CALIFORNIA - Tesla kehilangan lebih dari seperlima nilai kapitalisasi pasarnya hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Menurut catatan, kapitalisasi pasar Tesla susut hingga US$140 miliar atau kisaran Rp2.000 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS).
Mengutip Insider Kamis, 27 April 2023, harga saham Tesla jatuh karena pengiriman kuartal pertama yang mengecewakan dan keuntungan yang terkikis.
Sebagai informasi, saham Tesla telah anjlok 22% dalam waktu kurang dari sebulan. Harga saham turun dari lebih dari US$207 pada 31 Maret ke level US$160,67 ketika pasar tutup pada hari hari ini.
Anjloknya saham pembuat mobil listrik telah menghapus sekitar US$143 miliar nilai bagi investor. Total kapitalisasi pasar Tesla juga ikut turun menjadi US$513 miliar dari awalnya US$657 miliar pada akhir bulan lalu.
- Kaliber 155 MM, Amunisi Idola Perang Ukraina
- Dua Tahun Terpisah, Sepasang Beruang Kutub Kembar Bersatu Kembali
- Didukung Google Cloud, Indosat dan Mahindra Tech Luncurkan Center of Excellence Lab di Jakarta
- Kerugian dan Ketidakpastian Penyerapan Green Bonds Bayangi Bisnis PGE
Lantaran kinerja saham yang menurun, beberapa analis top Wall Street telah berhati-hati terhadap raksasa teknologi itu. Analis juga mengemukakan adanya aksi jual kemungkinan besar telah menghapus sebagian kekayaan pribadi CEO Elon Musk.
Perang harga jadi biang kerok
Perang harga dituding jadi biang kerok turunnya kinerja saham Tesla. Sebagaimana diketahui sebelumnya, Tesla telah memangkas harga mobil enam kali pada tahun 2023 .
Pemangkasan harga kendaraan tersebut menjadikan Model 3 entry-level sekarang berharga kurang dari US$40.000, turun dari US$62.990 pada awal tahun. Kemudian, Model S dan Model X juga 20% lebih murah daripada sebelumnya.
Lantaran adanya pemotongan agresif, pengiriman kuartal pertama perusahaan berhasil memecah rekor. namun hal tersebut masih jauh dari perkiraan Wall Street. Beberapa analis menganggap itu sebagai tanda bahwa perang harga tidak memicu permintaan cukup cepat untuk mengimbangi dampak ekonomi global yang goyah.
Saham Tesla terpantau turun sebanyak 7% pada 3 April setelah Tesla merilis angka penjualan yang menunjukkan telah memproduksi sekitar 17.000 kendaraan lebih banyak daripada yang dikirimkan dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret lalu.
Selain itu, laporan menunjukkan adanya perlambatan di pasar mobil China yang merupakan pasar terbesar Tesla di dunia. Hal ini tentunya membebani sentimen investor terhadap perusahaan Musk.
Saham terpantau jatuh 10% lagi Kamis lalu setelah pembuat EV merilis laporan pendapatan kuartal pertama yang dinilai mengecewakan. Dalam laporan tersebut, Tesla menunjukkan keuntungan anjlok 24% secara tahunan.
Dalam laporan yang dirilis, Tesla juga telah menaikkan perkiraan pengeluaran internalnya yang diambil oleh beberapa investor sebagai konfirmasi bahwa pemotongan harga agresif Musk akan terus menggerogoti margin perusahaan.