<p>Ilustrasi tidur terlalu lama</p>
Gaya Hidup

Kurang Tidur Bikin Emosi Lebih Buruk

  • JAKARTA – Kurang tidur dapat dikaitkan dengan reaksi emosional yang lebih kuat terhadap peristiwa menegangkan. Peneliti dari The University of British Columbia dan Pennsylvania State University mengatakan durasi tidur malam yang lebih pendek dari biasanya bisa berdampak pada penurunan respons positif atas kejadian positif. Penelitian ini melibatkan hampir 2.000 orang dewasa Amerika berusia 33-84 tahun. […]

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Kurang tidur dapat dikaitkan dengan reaksi emosional yang lebih kuat terhadap peristiwa menegangkan.

Peneliti dari The University of British Columbia dan Pennsylvania State University mengatakan durasi tidur malam yang lebih pendek dari biasanya bisa berdampak pada penurunan respons positif atas kejadian positif.

Penelitian ini melibatkan hampir 2.000 orang dewasa Amerika berusia 33-84 tahun. Mereka disurvei selama 8 hari berturut-turut.

Pertanyaan yang diajukan antara lain durasi tidur, penyebab stres harian, jumlah peristiwa positif yang mereka alami dan bagaimana hal itu memengaruhi mereka sepanjang hari.

Secara keseluruhan, responden umumnya melaporkan bahwa mereka mengalami hari yang tidak terlalu menegangkan setiap kali mereka tidur lebih banyak.

Selain itu, responden yang memiliki kondisi kronis menjadi “lebih reaktif terhadap peristiwa positif” ketika mereka lebih banyak tidur dalam 1 hari.

“Ketika orang mengalami sesuatu yang positif, seperti mendapatkan pelukan atau menghabiskan waktu di alam, mereka biasanya merasa lebih bahagia hari itu,” kata Nancy Sin, asisten profesor di departemen psikologi UBC, dikutip New York Post, 17 September 2020.

Sementara, bila durasi tidur kurang dari biasanya, mereka tidak mendapat banyak dorongan emosi positif dari kejadian positif mereka.

“Disarankan untuk tidur malam yang nyenyak setidaknya tujuh jam,” ujar Sin.

Diperkirakan, satu dari tiga orang dewasa gagal memenuhi syarat kesehatan ini.

Memperbaiki durasi tidur dalam jangka panjang tidak hanya disarankan untuk mempermudah hari-hari yang menegangkan, tetapi juga berpotensi meminimalkan risiko terkait gangguan mental, kondisi kesehatan kronis, atau bahkan kematian dini.