<p>Ilustrasi jaringan listrik PLN / Pln.co.id</p>
Industri

Kurangi Emisi CO2 di Bali, PLN Pasang Bali Eco Smart Grid

  • PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menerapkan Bali Eco Smart Grid untuk mengurangi emisi CO2 di Bali.

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menerapkan Bali Eco Smart Grid untuk mengurangi emisi CO2 di Bali.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali I Wayan Udayana menjelaskan, konsep smart grid tersebut merupakan sistem jaringan listrik yang mengintegrasikan seluruh komponen.

“Di dalamnya ada pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, hingga konsumen sehingga dapat menghantarkan listrik dengan efisien, berkelanjutan, ekonomis, dan aman,” jelasnya dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 4 Juli 2021.

Menurutnya, smart grid ini memungkinkan pembangkit-pembangkit terbarukan masuk ke dalam sistem sehingga pilihannya lebih beragam.

Dalam hal ini, konsumen dimungkinkan untuk membangkitkan listriknya sendiri, misalnya dengan menggunakan PV Rooftop. Dengan kata lain, terjadi proses transaksi saling mengisi secara offset.

Adapun selain memanfaatkan atap bangunan untuk dipasang panel surya atau photovoltaic (PV), PLN juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pengembang yang ingin membangun pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

Wayan bilang, hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali No 45 Tahun 2019 Tentang Penggunaan Energi Bersih.

Potensi EBT di Bali
Petugas PLN Area Bulungan Distribusi Jakarta Raya melakukan penyambungan penambahan daya pelanggan 1300 VA menjadi 2200 VA di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Selama ini, potensi ketersediaan EBT di Bali diklaim cukup melimpah, mulai dari tenaga panas bumi, air, sampah, hingga arus laut.

EBT yang bersumber dari tenaga panas bumi antara lain berlokasi di Banyuwedang, Seririt, Batukaru, Penebel, Buyan dan Bratan, dan Kintamani sebesar 65 Mega Watt (MW).

Kemudian tenaga air sebesar 30 MW, tenaga surya 100 MW, tenaga sampah 15 Mega Watt peak (MWp), tenaga angin 30 MW, dan tenaga arus laut sebesar 12 MW.

Meskipun demikian, saat ini total bauran energi EBT terhadap seluruh sumber energi listrik di Bali baru mencapai 0,12%.

“Kami berupaya agar angka ini dapat meningkat pada tahun mendatang. Tak lain untuk mencapai bauran energi sebesar 23% pada 2025,” katanya.

Salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan bauran energi ini, PLN memanfaatkan pembangunan PV pada atap-atap bangunan, termasuk kantor-kantor PLN. Hingga saat ini, total pelanggan PLTS atap di Bali sebanyak 128 pelanggan dengan total kapasitas 1.514.447 Wp. (SKO)